Keikhlasan
cinta
By: ahmad qadafi
Pagi itu hampir saja aku melewatkan kegiatan rutinitasku,
untung saja aku pasang alarm hpku pas jam 02.30 wib dini hari, akupun bangun
setiap malam yang tinggal sejengkal menuju pagi. Ketika semuanya masih terlelap
tidur akupun bangun untuk bercinta dengan tuhanku, melaksanakan sholat
tahajjud. Fajar memuncak menari – nari ayam ber ko – kok saling menghibur
suasana hati ,sahutan suara adzan sholat subuh telah berkumandang. Yach..! pagi
sudah tiba akupun pergi kemasjid dan sholat subuh. Pagi ini hatipun terasa
tenang meski banyak tugas kuliah yang masih belum diselesaikan. Aku moh. Azzam
al fatih seorang mahasiswa S-2 di salah satu pondok pesantren terkenal di
negeriku. Matahari senja sudah terang akupun berangkat dengan harapan menimba
ilmu tentang agamaku. Kampus memang selalu ramai namun hanya mahasiswa tidak
ada mahasiswi dalam lingkungan kampusku karena berbasis islam yang syarie.
Gerimis hati mengundang kegelisahan melihat wanita seusiaku beriringan dengan
dosen pengajarku bu Fatimah dia beriringan dengan wanita cantik dan selalu
menundukkan pendangannya. Aku melihat dari kejahuan melewati lorong – lorong
kampusku menuju gedung rektorat. Detak
jantung berdetak kencang dan hati selalu
bertanya ya allah siapa makhluk itu? Dalam hatiku berkata, astagfirullah hal
adzim!!!…. Maafkan aku yaa allah jangan jadikan syahwatku ini maksiat
untukmu!.. kataku kaget dengan suasana hatinya.
Tiba – tiba sahabatku datang, assalamu alaikum wr wb..? salam
dia untukku. Wa alaikum salam wr wb.! Jawabku. Sobat apa kabar hari ini kok
bingung saja?. Kata zahrul dia temen satu jurusanku sekaligus sahabatku. Maaf
saya tidak bingung cuman saya heran saja kenapa kok ada akhawat tadi yang masuk
ke area kampus kita padahal kampus ini peraturannya tidak boleh ada akhwat
masuk ke area kampus putra kecuali ada kepentingan terhadap pihak lembaga.
Tanya sekaligus jawab pertanyaan zahrul. Ohhh…. Itu tadi dia putrinya pak
kiyaie rector kampus kita, dia baru saja lulus gelar S – 1 dari universitas AL
azhar di mesir namanya kalau tidak salah Naila azzahwa!!. Jawab sahrul dengan
raut wajah yang serius. Subhanallah!!!kaget mendengar namanya yang indah
seperti butir – butir syair cinta klasik mesir, langsung dipotong oleh zahrul
dengan berkata. Eh.. kamu kenapa biasala sob.!! Kata zahrul. Tidak kenapa –
kenapa Cuma kagum aja sama namanya!!!, jawabku. Kagum atau ada yang
dikagumi?,Tanya zahrul. Maksudnya ? Tanya balik aku. Ya gitu dech, eh sudah
masuk nich!!! Jawab zahrul dengan rasa keburu – buru.
Hari kemaren telah berlalu, aku diserang rasa kagum ataukah
cinta pada zahwa anak pak kiyae itu, aku berdzikir tetapi bayangannya dia larut
dalam dzikirku, akupun berdo’a tetapi dia juga larut dalam bait – bait do’aku
sampai akupun tertidur lelap. Krrrrrrrrrrrrrr bunyi alarm berdering memanggil
aku untuk melaksanakan kegiatan rutinitasku, pas jam 2 dini hari akupunn kaget
dan langsung bangun, astagfirullah hal adzim sudah jam 2,…!!! Lirihku dengan
rasa kaget. Aku seperti biasa melalui kegiatan rutinitasku sholat tahajjud sampai
suara adzan subuh memanggilku untuk beranjak ke taman surga allah swt.
Pagipun tersenyum kembali dengan sinar yang cerah menyapu
wajahku dari arah timur aku berangkat ke kampus, tidak biasanya hati ini
gelisah dan resah padahal tugas kuliah sudah diselesaikan. Aku berjalan
melewati lorong – lorong kampus sambil menundukkan pandangan tiba – tiba aku
mengakat pandanganku tertuju lepas beratatapan dengan wanita yang bersinar
wajahnya disebelah dosen sastra arab bu fatmala. Dia adalah naila azzahwa,
hatiku seakan disiram embun pagi dengan kesejukan dari surgawi, melihat matanya
yang indah seindah rembulan dan aku berkata dalam hatiku, ya allah… inikah
salah satu penghuni surgamu yang kau janjikan kepada ummatmu. Hatiku yang
gelisah seakan tenang dan sejuk meski hari sedikit panas. Aku masuk ke dalam
kelas dengan keadaan hati yang berbunga – bunga aku di dalam kelas diam tanpa kata
sambil tersenyum sendiri entah kepada siapa aku tersenyum, selama
hidupku aku tak merasakan suasana hati
seperti ini.
Hari kemaren larut dengan dengan cerita hati yang terbuai
oleh asmara yang tak pasti, tapi hari- haripun tersa sepi, entah kenapa zahwa
tidak hadir lagi dalam pandanganku, aku merasa ada yang hilang dalam hati ini.
Akupun berangkat untuk menghilangkan rsa penat ini keperpustakaan pusat
kota,akupun membaca novel butir – butir cinta disana, karangan habiburrahman el
–shirazy. Akupun larut dengan isi novel hingga ternyata hari sudah sore,
astagfirullah sudah sore, lirihku dengan rasa kaget. Akupun langsung bergegas
pulang tiba – tiba didepan parkiran
motor perpustakaan, mataku tertuju ke sebrang jalan disana, mataku tertuju
kepada pandangan sosok seorang akhwat yang selama ini aku rindukan yang seakan
– akan dia menunggu angkutan umum kota.
Tanpa habis fikir, akupun mengambil daun pohon yang
berserakan di depan perpustakaan, dan langsung menuliskan beberapa bait puisi
buat dia dengan isinya
Wahai
ciptaan tuhan
Engkau selalu memberikan cahaya bagiku
Matamu
yang indah selalu menusuk hatiku,
Jika
aku boleh berkata satu hal untukmu,
Salahkah
aku mengenalmu wahai kaum hawa
Yang
diciptakan oleh allah swt…….
By. Moh.
Azzam al fatih
Akupun
menitipkan daun yang berisi puisi ini kepada anak kecil pengamen jalanan agar
dikasih ke zahwa diseberang sana, anak kecil itu berlari menuju zahwa ternyata
zahwa mengambilnya tiba – tiba angkot menutupi dia, padahal aku pengen melihat
expresi wajahnya, aku sedikit kecewa
sambil tidak memalingkan diri dari varah dimana dia berdiri, tiba – tiba akupun
tidak sengaja berpaling kearah dia berdiri tadi, aftagfirullah hal adzhim,
subhanallah, kataku kaget. Dia masih berdiri dan tersenyum indah kepadaku.
Akupun merasa seakan dunia ini indahnya dikalahkan oleh senyum dia yang mereka,
dan dia menaiki angkutan. Akupun merasa ada energy baru dari suasana hati yang
semakin kuat bahwa dia juga memilikin perasaan yang sama kepadaku.
Tak
terasa Hari , minggu bahkan bulan sudah berlalu aku masih sabur dengan dengan
sosok seorang zahwa, aku tidak mengenalnya dengan dekat hanya lewat senyum itu
aku mengenalnya.
Pagi
sudah senja selang beberpa menit kemudian datang seorang petugas humas kampus
yang menghampiri kamar aku, sambil mengucapkan salam dan menanyakan sesuatu,
assalamu alaikum wr wb? Salam petugas humas kampus, wa alaikum salam wr wb. Maaf maz ini benar kamar asrama moh. Azzam
al fatih?tanya petugas humas dengan kerendahan dan kesopannannya. Iya benar!!
Jawabku dan bertanya, ada apa mas?, ini ada paket dari pos. jawab petugas humas
kampus itu, kalau boleh tau dari siapa yach maz? Tanyaku lagi. Maaf saya kurang
tau soalnya tidak ada nama pengirimnya di blangkonya, jawab petugas humas
dengan wajah sedikit buru – buru . ya sudah makasih banyak maz, kataku. Iya
sama – sama, assalamu alakum jawab
petugas humas sambil dilanjutkan dengan salam. Aku menjawabnya wa alaikum
salam. Aku duduk dibangku belajarku sambil perlahan membuka paket itu. Ternyata
isi paket itu novel butir – butir cinta yang tinggal beberapa halaman yang
belum aku tamatkan. Akupun berlahan membuka halaman – halaman novel itu,tidak
tau kenapa ada kertas kecil warna merah jambu jatuh dari halaman novel
tersebut. Ternya kertas itu berisi puisi dengan isinya
Wahai kaum adam
Engkau tak pernah salah mengenalku
Engkau tak pernah haram mengagumiku
Manusia diciptakan untuk berpasangan
Tapi maaf waktu dan kesempatan tidak
mengizinkan untuk kita
Saling mengenal lebih jauh, karna akupun harus
Beribadah dengan imamku yang telah dipilihkan
oleh allah swt….
Tapi engkau telah mampu menempatkan sosokmu
Dibagian posisi hatiku……………..
Maafkan aku……….
By.
Naila azzahwa.
Setelah
membaca puisi itu, aku sedikit meneteskan air mata entah kenapa seakan aku tak
punya harapan lagi untuk mengenal zahwa dan harus mengubur tentang sosoknya
dalam memory ingatan jiwa ini. Aju berangkat ke kampus dengan hati yang seakan
tak berenergi lagi dan merasa lesuh, berangkat melewati lorong kampus, kemudian
selang beberapa menit ada suara memanggilku. Heyyy fatih assalamu alaikum.?!.
panggil zahrul dengan sabungan salam,
hey zahrul wa alaikum salam wr wb!!jawabku, langsung menanyakan sesuatu,
ada apa sob??? Tanyaku ke zahrul. Zahrul menanyakan balik tidak menjawab
pertanyaanku, mendengar kabar tidak? Tanya zahrul. Saya tidak mendengar kabar,
kabar apa? Tanyaku langsung. Zahwa akan dinikahkan besok malam jum’at dengan tunangannya yang baru lulus S – 2 di
kairo anak seorang pejabat! Jawab zahrul dengan suara yang tegas dan
meyakinkan. Alhamdullah semoga dia adalah yang terbaik dan mampu menjadi
pemimpin dalam keluarganya!jawabku dengan hati tambah resah dan rapuh. Zahrul
Tanya lagi, kamu mau tidak datang ke akad nikahnya di masjid al hikmah masjid
pusat pesantren ba’da sholat magrib. Insyaallah!! Jawabku, yaa sudah kita masuk dulu ke kelas, kataku.
Malampun
aku harus tidak bisa tidur besok malam adalah malam dimana harus mengubur dan
membuang perasaanku terhadap zahwa. Aku sholat tahajjud memohon ketenangan hati dan
ampunan kepada allah , karena telah menggetarkan hati seorang yang telah
dikhitbh oleh orang lain , sampai pagipun aku tidak keluar kamar asrama aku
merasa berdosa dan harus bertaubat, mengaji memohon ampun berdo’a dan bersujud
kepada allah hingga tak terasa sore sudah tiba dan suara adzan ashar memanggilku
untuk larut, aku bergegas sholat ashar dan setelah sholat ashar dan berdo’a aku
teringat dengan akad nikah zahwa. Aku harus hadir ke akad nikah zahwa meski
sakit rasanya, demi kebahagiaan zahwa dan menghormati pak kiyae. Senja sudah
memerah semua masyarakat pesantren menuju masjid pusat yang megah.
adzan
magrib berkumandang dan sholat berjemaah layaknya di masjid al aqsha madinah
sangat ramai karena undangan dan kerabat pak kiyae semua datang dari seluruh
penjuru kota negeri ini. Tetepi aku tidak melihat calon mempelai suami dari
zahwa, dimana dia? Tanyaku pada diriku sendiri. Semuanya menunggu , pak kiyae
yang sedang berdzikir dengan lirih yang mendalam tiba – tiba dia berdiri dan
bergegas keluar masjid dan menuju rumahnya yang tidak jauh di depan masjid. Aku
berfirasat ada yang kurang baik , adzan isya sudah berkumanadang acara ini
masih belum dimulai.
Pak
kiyae menjadi imam sholat isyak dan semua undangan sholat berjemaah, setelah
itu pak kiyae pergi kerumahnya dan menerima telfon. Assalamu alaikum wr wb, apa ini pak kiyae mahfud as ad?? Tanya
orang yang ditelfon itu. Wa alakum salam wr wb, iya benar ada apa ini siapa??
Tanya balik pak kiyae. Mohon maaf pak ini dari rumah sakit islam cendikiawan
memberitahu bahwa khairul fahri kecelakaan dan tidak dapat diselamatkan. Pak
kiyae kaget dan memanggil zahwa. Zahwa sini nak, aba mendengar berita bahwa
calon suamimu dia berpulang kerahmatullah, dia kecelakaan sebelum kesini ,
zahwa meneteskan air mata, dan pak kiyae bertakata. aba pasrah kepadamu acara
ini harus berlanjut dulu tapi apakah zahwa punya calon suami yang mungkin dari
mahasiswa sini, karena aba juga tidak mengecewakan hati ummat yang datang
kesini, kata pak kiyae. Maaf aba zahwa hanya takut kepada allah dan patuh
kepada orangtua, tapi insyaallah pilihan dari zahwa tidak akan salah dia adalah
moh. Azzam al fatih mahasiswa S2 juurusan tarbiyah.
Alhamdullah,
iya aba percaya sama kamu zahwa, jawab pak kiyae. Pak kiyae langsung masuk ke masjid menuju mimbar dan mengatakan
sesuatu di mimbar dan berkata, mohon maaf sehubung dengan calon suaminya putrid
saya kena musibah, dia telah dipanggil ke rahmatullah, tetapi acara ini harus
berlanjut dengan ketentuan ada calon mempelai laki – laki yaitu moh azzam al
fatih. Semua mata tertuju kepadaku, ami dan abiku yang menjadi salah satu
undangan kaget, silahkan fatih kedepan dan kedua orang tuanya, akupun mendekat
kepada pak kiyae dengan perasaan hati yang sedih dan bahagia padahal hati ini
sudah ikhlas karena aku tidak pantas bersanding dengan anak pak kiyae besar
sementara aku bukan lulusan dari al azhar mesir , tapi mungkin ini takdir dan
scenario allah s.w.t. aku mengungkapkan rasa cintaku kepada zahwa didepan pak
kiyae sebagai penghulu pernikahanku dan disaksikan beribu – ribu umat dengan
izin allah aku bersanding dengan zahwa…………..
0 komentar:
Posting Komentar