2.1
KLASIFIKASI IKLIM
A.Iklim
Matahari
Pembagian iklim matahari didasarkan pada banyak
sedikitnya sinar matahari atau berdasarkan letak dan kedudukan matahari
terhadap permukaan bumi.
Kedudukan matahari dalam setahun adalah :
- Matahari beredar
pada garis khatulistiwa (garis lintang 0º) tanggal 21 Maret
- Matahari
beredar pada garis balik utara (23,5º LU) tanggal 21 Juni
- Matahari
beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0º) tanggal 23 September
- Matahari
beredar pada garis balik selatan (23,5º LS) tanggal 22 Desember
Pembagian
daerah iklim matahari berdasarkan letak lintang adalah sebagai berikut.
- Daerah
iklim tropis
Iklim Tropis terletak
antara 0° - 23½° LU dan 0° - 23½° LS. Ciri – ciri iklim tropis adalah sebagai
berikut :
- Suhu
udara rata – rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu
udara antara 20° - 23° C. Bahkan dibeberapa tempat suhu tahunannya
mencapai 30°C.
- Amplitudo
suhu rata – rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1° - 5° C,
sedangkan amplitudo hariannya besar.
- Tekanan
udara lebih rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
- Hujan
banyak dan umumnya lebih banyak dari daerah lain di dunia.
- Daerah
iklim subtropis
Iklim subtropis
terletak antara 23½° - 40° LU dan 23½° - 40° LS. Daerah ini merupakan peralihan
antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri – ciri iklim subtropis adalah
sebagai berikut:
- Batas
yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari
daerah iklim tropis dan iklim sedang.
- Terdapat
empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musin
dingin. Tetapi pada iklim ini musim panas tidak terlalu panas dan musim
dingin tidak terlalu dingin.
- Suhu
sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
- Daerah
subtropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya
kering disebut daerah Iklim Mediterania. Jika hujan jatuh pada musim
panas dan musim dinginnya kering disebut Daerah Iklim Tiongkok.
- Daerah
iklim sedang
Iklim sedang terletak
antara 40° - 66½° LU dan 40° - 66½° LS. Ciri – ciri iklim sedang adalah sebagai
berikut :
- Banyak
terdapat gerakan – gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering
berubah – ubah, arah angin yang bertiup berubah – ubah tidak menentu, dan
sering terjadi badai secara tiba – tiba.
- Amplitudo
suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil
dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
- Daerah
iklim dingin
Iklim dingin terdapat
di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub.
Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.
Ciri – ciri iklim tundra adalah sebagai berikut :
Ciri – ciri iklim tundra adalah sebagai berikut :
- Musim
dingin berlangsung lama
- Musim
panas yang sejuk berlangsung singkat.
- Udaranya
kering.
- Tanahnya
selalu membeku sepanjang tahun.
- Di
musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
- Di
musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di
permukaan tanah.
- Vegetasinya
jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
- Wilayahnya
meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan
Greenland, dan pantai utara Siberia.
Ciri – ciri iklim es
adalah sebagai berikut :
- Suhu
terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.
- Wilayahnya
meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di
kutub selatan.
B.Iklim
Fisis
Iklim fisis adalah berdasarkan fakta
sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pdngaruh lingkungan alam
yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang
luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan.
Iklim fisis terdiri dari :
- Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah tropis dan subtropis; dan daerah
sedang. Keadaan iklim kedua daerah berbeda. Ciri iklim laut di
daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai berikut:
- Suhu rata-rata tahunan rendah
- Amplitudo suhu harian
rendah/kecil
- Banyak awan
- Sering hujan lebat disertai
badai.
Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai
berikut:
- Amplitudo suhu harian dan
tahunan kecil
- Banyak awan
- Banyak hujan di musim dingin
dan umumnya hujan rintik-rintik
- Pergantian antara musim panas
dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.
- Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan
di daerah sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai
lintang 40º , yaitu sebagai berikut :
- Amplitudo suhu harian sangat
besar sedang tahunannya kecil
- Curah hujan sedikit dengan
waktu hujan sebentar disertai taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
- Amplitudo suhu tahunan besar
- Suhu rata-rata pada musim panas
cukup tinggi dan pada musim dingin rendah
- Curah hujan sangat sedikit dan
jatuh pada musim panas.
- Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri,
adalah sebagai berikut:
- Amplitudo suhu harian dan
tahunan besar
- Udara kering
- Lengas (kelembaban udara)
nisbi sangat rendah
- Jarang turun hujan.
- Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet
dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
- Amplitudo suhu lebih kecil
dibandingkan iklim dataran tinggi
- Terdapat di daerah sedang
- Amplitudo suhu harian dan
tahunan kecil
- Hujan banyak jatuh di lereng
bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan
- Kadang banyak turun salju
- Iklim Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang
berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
- Setengah tahun bertiup angin
laut yang basah dan menimbulkan hujan
- Setengah tahun berikutnya
bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan musim kemarau
C.Iklim Junghuhn
F. Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan
penelitian di Sumatra Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil
penelitiannya F. Junghuhn membagi iklim di Indonesia berdasarkan ketinggian
tempat.
Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut.
1. Zona Iklim Panas
Zona iklim panas terletak pada daerah dengan ketinggian antara 0 – 650
meter dan temperatur antara 26,3 °C – 22 °C.
2. Zona Iklim Sedang
Zona iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian antara 650 – 1500
meter dan temperatur antara 22 °C – 17,1 °C.
3. Zona Iklim Sejuk
Zona iklim sejuk terletak pada daerah dengan ketinggian antara 1500 – 2500
meter dan temperatur antara 17,1 °C – 11,1 °C.
Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut.
1. Zona Iklim Panas
Zona iklim panas terletak pada daerah dengan ketinggian antara 0 – 650
meter dan temperatur antara 26,3 °C – 22 °C.
2. Zona Iklim Sedang
Zona iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian antara 650 – 1500
meter dan temperatur antara 22 °C – 17,1 °C.
3. Zona Iklim Sejuk
Zona iklim sejuk terletak pada daerah dengan ketinggian antara 1500 – 2500
meter dan temperatur antara 17,1 °C – 11,1 °C.
4. Zona
Iklim Dingin
Zona iklim dingin terletak pada daerah dengan ketinggian di atas 2500
Zona iklim dingin terletak pada daerah dengan ketinggian di atas 2500
meter dan
temperatur kurang dari 11,1 °C.
D.Iklim
Koppen
Pada tahun 1918 Dr
Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat klasifikasi iklim seluruh
dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar
pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan
ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing
daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.
1. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:
• suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
• suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
• curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
• tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.
2. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut:
• Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);
• Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;
3. Iklim C atau iklim sedang. Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara 18° sampai -3°C.
4. Iklim D atau iklim salju atau microthermal. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.
5. Iklim E atau iklim kutub . Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.
Dari kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya diperinci lagi menjadi beberapa macam iklim, yaitu:
1. Daerah iklim A, terbagi menjadi empat macam iklim, yaitu sebagai berikut:
(1) Af = Iklim panas hujan tropis.
(2) As = Iklim savana dengan musim panas kering.
(3) Aw = Iklim savana dengan musim dingin kering.
(4) Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar.
2. Daerah iklim B, terbagi menjadi dua macam iklim, yaitu:
(1) Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun (BW) dan iklim lembab dari iklim A, C, dan D.
(2) BW = Iklim gurun.
3. Daerah iklim C, terbagi menjadi tiga macam iklim, yaitu:
(1) Cs = Iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering atau iklim lembab agak panas kering.
(2) Cw = Iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang kering atau iklim lembab dan sejuk.
(3) Cf = Iklim sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan.
4. Daerah iklim D, terbagi dua macam iklim, yaitu:
(1) Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering.
(2) Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.
5. Daerah iklim E, terbagi menjadi 2 macam iklim, yaitu:
(1) ET = Iklim tundra, temperatur bulan terpanas antara 0( sampai 10(C.
(2) Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es abadi.
Perlu Anda ketahui bahwa menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D.
Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.
Aw = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.
C = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.
D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.
1. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:
• suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
• suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
• curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
• tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.
2. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut:
• Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);
• Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;
3. Iklim C atau iklim sedang. Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara 18° sampai -3°C.
4. Iklim D atau iklim salju atau microthermal. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.
5. Iklim E atau iklim kutub . Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.
Dari kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya diperinci lagi menjadi beberapa macam iklim, yaitu:
1. Daerah iklim A, terbagi menjadi empat macam iklim, yaitu sebagai berikut:
(1) Af = Iklim panas hujan tropis.
(2) As = Iklim savana dengan musim panas kering.
(3) Aw = Iklim savana dengan musim dingin kering.
(4) Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar.
2. Daerah iklim B, terbagi menjadi dua macam iklim, yaitu:
(1) Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun (BW) dan iklim lembab dari iklim A, C, dan D.
(2) BW = Iklim gurun.
3. Daerah iklim C, terbagi menjadi tiga macam iklim, yaitu:
(1) Cs = Iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering atau iklim lembab agak panas kering.
(2) Cw = Iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang kering atau iklim lembab dan sejuk.
(3) Cf = Iklim sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan.
4. Daerah iklim D, terbagi dua macam iklim, yaitu:
(1) Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering.
(2) Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.
5. Daerah iklim E, terbagi menjadi 2 macam iklim, yaitu:
(1) ET = Iklim tundra, temperatur bulan terpanas antara 0( sampai 10(C.
(2) Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es abadi.
Perlu Anda ketahui bahwa menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D.
Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.
Aw = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.
C = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.
D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.
E.Iklim
Thornthwaite
C.W.Thornthwaite
(1993) membuat klasifikasi iklim berdasarkan pada curah hujan yang sangat
penting untuk tanaman,sehingga selain jumlah curah hujan yang dipakai oleh tanaman akan lebih kecil dari pada
penguapannya kecil,pada jumlah curah hujan yang sama.Thornthwaite menghitung
ratio keefektifan curah hujan (precipatation effectiveness) atau ratio P-E
sebagai jumlah curah hujan (P=presipitasi) bulanan dibagi dengan jumlah
penguapan (E=evaporasi) bulanan,yaitu ratio P-E=P/E jumlah 12 bulan ratio P-E
disebutkan indeks P/E.
Masing-masing
golongan kelembapan dan golongan suhu di komfermasikan dengan penyebaran curah
hujan musiman.penyebaran curah hujan musiman dibedakan:
r =
curah hujan banyak pada setiap musim.
s =
defisit curah hujan pada musim panas
w =
defisit curah hujan pada musim dingin
d =
defisit curah hujan pada setiap musim
F.Iklim
Mohr
Berdasarkan
penelitian tanah,Mohr membagi tiga derajat kembapan dari bulan-bulan sepajang
tahun yaitu.
a.
Jika curah hujan dalam 1 bulan lebih
dari 100mm,maka bulan ini dinamakan
bulan
basa;jumlah curah hujan ini melampaui penguapan.
G.Iklim
schimdt dan ferguson
Sistem klasifikasi iklim
ini banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan serta sudah sangat
dikenal di Indonesia.
Kriteria yang digunakan
adalah dengan penentuan nilai Q, yaitu perbandingan antara bulan kering (BK)
dan bulan basah (BB) dikalikan 10% (Q = BK / BB x 100%).
Klasifikasi ini
merupakan modifikasi atau perbaikan dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr
menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah hujan bulanan selama periode
pengamatan). BB dan BK pada klasifikasi Schmidt-Ferguson ditentukan tahun demi
tahun selama periode pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung
rata-ratanya.
Kriteria bulan basah dan
bulan kering (sesuai dengan kriteria Mohr) adalah :
1. Bulan
Basah (BB)
Bulan dengan curah hujan > 100 mm
2. Bulan
Lembab (BL)
Bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm
3. Bulan
Kering (BK)
Bulan dengan curah hujan < 60 mm
Klasifikasi iklim
Schmidt-Ferguson ditentukan dari nilai Q yang dikelompokkan menjadi 8 tipe
iklim, yaitu :
Tabel
3. Klasifikasi Schmidt-Ferguson
Tipe Iklim
|
Nilai Q (%)
|
Keadaan Iklim dan
Vegetasi
|
A
|
< 14,3
|
Daerah sangat basah,
hutan hujan tropika
|
B
|
14,3 – 33,3
|
Daerah basah, hutan
hujan tropika
|
C
|
33,3 – 60,0
|
Daerah agak basah,
hutan rimba, daun gugur pada musim kemarau
|
D
|
60,0 – 100,0
|
Daerah sedang, hutan
musim
|
E
|
100,0 – 167,0
|
Daerah agak kering,
hutan sabana
|
F
|
167,0 – 300,0
|
Daerah kering, hutan
sabana
|
G
|
300,0 – 700,0
|
Daerah sangat kering,
padang ilalang
|
H
|
> 700,0
|
Daerah ekstrim kering,
padang ilalang
|
H.Iklim oldeman
Klasifikasi iklim Oldeman tergolong klasifikasi
yang baru di Indonesia dan pada beberapa hal masih mengundang diskusi mengenai
batasan atau kriteria yang digunakan. Namun demikian untuk keperluan praktis
klasifikasi ini cukup berguna terutama dalam klasifikasi lahan pertanian
tanaman pangan di Indonesia.
Klasifikasi iklim ini diarahkan kepada tanaman pangan seperti padi dan palawija. Dibandingkan dengan metode lain, metode ini sudah lebih maju karena sekaligus memperhitungkan unsur cuaca lain seperti radiasi matahari dikaitkan dengan kebutuhan air tanaman.
Oldeman membuat sistem baru dalam
klasifikasi iklim yang dihubungkan dengan pertanian menggunakan unsur iklim
hujan. Ia membuat dan menggolongkan tipe-tipe iklim di Indonesia berdasarkan
pada kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering secara berturut-turut.
Kriteria dalam klasifikasi iklim didasarkan pada perhitungan bulan basah (BB),
bulan lembab (BL) dan bulan kering (BK) dengan batasan memperhatikan peluang
hujan, hujan efektif dan kebutuhan air pada tanaman
Konsepnya adalah:
Konsepnya adalah:
- Padi sawah membutuhkan air
rata-rata per bulan 145 mm dalam musim hujan.
- Palawija membutuhkan air
rata-rata per bulan 50 mm dalam musim kemarau.
- Hujan bulanan yang diharapkan
mempunyai peluang kejadian 75% sama dengan 0,82 kali hujan rata-rata
bulanan dikurangi 30.
- Hujan efektif untuk sawah
adalah 100%.
- Hujan efektif untuk palawija
dengan tajuk tanaman tertutup rapat adalah 75%.
Dapat dihitung hujan bulanan yang diperlukan untuk padi atau
palawija (X) dengan menggunakan data jangka panjang yaitu:
Padi sawah:
145 = 1,0 (0,82 X -30)
X = 213 mm/bulan
Palawija:
50 = 0,75 (0,82 X - 30)
X = 118 mm/ bulan.
213 dan 118 dibulatkan menjadi 200 dan 100 mm/bulan yang digunakan sebagai batas penentuan bulan basah dan kering.
Bulan Basah (BB) : Bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm
Bulan Lembab (BL) : Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm
Bulan Kering (BK) : Bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm
Selanjutnya dalam penentuan klasifikasi iklim Oldeman menggunakan ketentuan panjang periode bulan basah dan bulan kering berturut-turut.
Tipe utama klasifikasi Oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang didasarkan pada jumlah pada jumlah bulan basah berturut-turut. Sedangkan sub divisinya dibagi menjadi 4 yang didasarkan pada jumlah bulan kering berturut-turut.
Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5 katagori yaitu A, B, C, D dan E.
Tipe A : Bulan-bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.
Tipe B : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan.
Tipe C : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan.
Tipe D : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan.
Tipe E : Bulan-bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan
Padi sawah:
145 = 1,0 (0,82 X -30)
X = 213 mm/bulan
Palawija:
50 = 0,75 (0,82 X - 30)
X = 118 mm/ bulan.
213 dan 118 dibulatkan menjadi 200 dan 100 mm/bulan yang digunakan sebagai batas penentuan bulan basah dan kering.
Bulan Basah (BB) : Bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm
Bulan Lembab (BL) : Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm
Bulan Kering (BK) : Bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm
Selanjutnya dalam penentuan klasifikasi iklim Oldeman menggunakan ketentuan panjang periode bulan basah dan bulan kering berturut-turut.
Tipe utama klasifikasi Oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang didasarkan pada jumlah pada jumlah bulan basah berturut-turut. Sedangkan sub divisinya dibagi menjadi 4 yang didasarkan pada jumlah bulan kering berturut-turut.
Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5 katagori yaitu A, B, C, D dan E.
Tipe A : Bulan-bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.
Tipe B : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan.
Tipe C : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan.
Tipe D : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan.
Tipe E : Bulan-bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan
2.2 PENGARUH IKLIM TERHADAP KEHIDUPAN
A.Pengaruh Iklim Dan Cuaca Terhadap
kehidupan Manusia
Klimatologi
adalah bagian kecil dari Meteorologi. Dalam mempelajari klimatologi terlebih
dahulu perlu diketahui definisi dari cuaca dan iklim. Cuaca adalah keadaan
atmosfera di suatu tempat dan waktu tertentu. Jadi pada tempat dan waktu yang
berbeda cuaca akan berbeda pula. Adapun iklim adalah jalannya keadaan cuaca
atau keseluruhan dari gejala-gejala cuaca di daerah tertentu dalam periode yang
lama.
Iklim di suatu tempat ditentukan
oleh sejumlah unsur iklim seperti suhu, lengas udara, curah hujan, kecepatan
angin, lama penyinaran matahari, dsb. Sebenarnya beberapa unsur iklim tersebut
merupakan interaksi antara sejumlah faktor iklim yaitu penyebab-penyebab yang
menentukan corak iklim, seperti letak lintang, arah angin, relief, tipe tanah,
dan vegetasi.
Pengaruh iklim terhadap kehidupan
sangat besar, namun demikian ini tidak berarti antara iklim dan kehidupan
selalu ada kaitan “sebab-akibat”. Manusia tidak bisa merubah iklim, yang bisa
dilakukan manusia hanyalah mempengaruhi pengaruh iklim itu. Misalnya dengan
menciptakan rumah kaca, membuat hujan buatan, dll.
Ada tiga wujud pengaruh iklim
terhadap kehidupan :
- Pengaruh apabila suhu tetap, tetapi jumlah hujan
berubah
- Pengaruh apabila suhu berubah dan jumlah hujan memadai
- Pengaruh iklim dalam waktu atau musim
Pengaruh iklim tersebut tanpa
disadari bisa membawa anomali iklim maupun bencana mikro bagi kehidupan. Pada
musim pancaroba, arah angin di Kepulauan Indonesia tidak jelas dan tidak ada
daerah yang perbedaan tekanan udaranya jelas. Oleh karena itu arah angin
senantiasa berubah. Selain itu karena perbedaan pemanasan setempat, tidak
jarang angin itu bergerak “berputar” seperti halnya gerakan angin “siklon” atau
lebih akrab dikenal dengan istilah angin “puting beliung” atau angin “puyuh”.
Kejadian angin puting beliung atau
angin puyuh pada musim pancaroba dapat sedikit diterangkan sebagai berikut :
Pada saat dimana suhu di belahan bumi di sebelah utara seimbang dengan suhu di belahan bumi selata, tekanan udara diatasnya pun tidak akan jauh berbeda. Kejadian tersebut akan terjadi dua kali selama setahun. Musim-musim itulah yang disebut dengan musim pancaroba di Indonesia. Musim pancaroba ini berlangsung kira-kira pada bulan Maret-April dan Oktober-November.
Pada saat dimana suhu di belahan bumi di sebelah utara seimbang dengan suhu di belahan bumi selata, tekanan udara diatasnya pun tidak akan jauh berbeda. Kejadian tersebut akan terjadi dua kali selama setahun. Musim-musim itulah yang disebut dengan musim pancaroba di Indonesia. Musim pancaroba ini berlangsung kira-kira pada bulan Maret-April dan Oktober-November.
1.Pengaruh iklim terhadap tubuh
manusia
Iklim
sangat berpengaruh terhadap tubuh manusia antara lain sebagai berikut:
a. Suhu yang dingin membuat manusia
menggil kedinginan dan mempertebal pakaiannya ataupun selimutnya,makan makanan
yang bereaksi memanaskan tubuh contoh kopi panas
b. Mental dan emosi manusia dapat
dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan iklim.
Contoh
pada suhu yang panas lebih cepat marah.
c. Suhu ektrim dingin dapat menyebabkan
gangguan pernafasan
d. Suhu ektrim panas dapat menyebakan
dehidrasi.
2.Indeks ketidaknyamanan hidup
Adanya
keseimbangan itu membuat gerakan angin baik kekuatannya maupun arahnya menjadi
tidak menentu. Karena suhu antara kedua belahan bumi berimbang, tekanan
udaranya pun berimbang dan hampir tidak ada perbedaannya. Satu-satunya arah
yang ada bagi gerakan angin itu adalah “ke atas”, maka musim pancaroba itu
ditandai juga dengan banyaknya kejadian “angin berputar” sebagai akibat dari
perbedaan tekanan udara setempat.
Berikut di atas adalah sedikit
penjelasan mengenai iklim dan pengaruhnya terhadap kehidupan, dan sebagai
contoh kasus dewasa ini ialah perubahan musim yang begitu mencolok dan Fungsi
utama dari arsitektur adalah harus mampu menciptakan lingkungan hidup yang
lebih baik dengan cara menanggulangi tekanan iklim yang ada. "Stress"
yang terjadi harus sesedikit mungkin. Suatu sistem guna mencapai kondisi
keseimbangan antara iklim dan arsitektur sulit sekali untuk diketengahkan,
sebab dalam hal ini banyak sekali cabang ilmu yang tersangkut.
Usaha untuk menyeimbangkan antara iklim dan arsitektur, dilakukan dengan memanfaatkan unsur-unsur iklim yang ada, seperti angin, suhu udara, dan lain-lain, sehingga akhirnya manusia dapat memperoleh kenyamanan yang diharapkan.
Kenyamanan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Kenyamanan thermal
2. Kenyamanan visual
3. Kenyamanan Audivisual.
Usaha untuk menyeimbangkan antara iklim dan arsitektur, dilakukan dengan memanfaatkan unsur-unsur iklim yang ada, seperti angin, suhu udara, dan lain-lain, sehingga akhirnya manusia dapat memperoleh kenyamanan yang diharapkan.
Kenyamanan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Kenyamanan thermal
2. Kenyamanan visual
3. Kenyamanan Audivisual.
3.Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah proses saat
manusia (dan hewan ) dapat menyesuaikan diri terhadap koonndisi iklim yang
tidak akrab.masalah utama dalam penyesuaian terhadap iklim baru seringkali
tidak ada kaitannya dengan iklim tetapi muncul keriduan,kebosana,kejemuhan
,atau ketidak-cocokan social.Dalam arti yang sempit,maka aklimitasasi
menenjukkan perubahan dalam tubuh manusia akibat perubahan
iklim(Tjasjono,B,:1992:212)
Pada daerah pegunungan penyesuaian
diri dilakukan terhadap suhu dan tekanan udara yang rendah.suhu yang dingin
menyebabkan manusia tidak mampu bertahan tanpa menggunakan selimut ataupun
pakaian penghangat tubuh.
B.Pengaruh Iklim Terhadap
Hewan
1.Pengaruh iklim terhadap dinamika
populasi sexava sp(serangga)
1. Suhu
Sexava
sp. hanya dapat berkembang
secara optimal di dalam kisaran suhu tertentu yang menjadi ciri khas dari
setiap spesies dan terhambat perkembangannya atau bahkan mati pada suhu diluar
kisaran tersebut. Berdasarkan pengamatan di Desa Tial, Kecamatan Salahutu,
Kabupaten Maluku Tengah pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun
2009, Sexava sp. berkembang sangat cepat dan banyak berhasil
menyelesaikan perkembangannya pada suhu yang optimal yaitu 29-330C.
Pada imago, lama hidup dan produksi telur juga tergantung pada suhu optimal.
Batas kisaran suhu yang nyaman untuk perkembangan Sexava sp. berhubungan
erat dengan karakteristik kisaran suhu tempat suatu spesies tersebut biasa
hidup. Serangga akan lebih cepat menyelesaikan perkembangan stadia hidupnya di
daerah panas daripada daerah dingin. Hal ini juga terjjadi pada hama Sexava sp.
2. Kelembaban
Kelembaban
udara dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan keaktifan Sexava sp..
Kemampuan serangga bertahan terhadap kelembaban udara sekitar sangat berbeda
untuk setiap spesies maupun stadia perkembangannya. Berdasarkan pengamatan di
Desa Tial, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah pada bulan Juli sampai
dengan bulan Desember tahun 2009, memperlihatkan bahwa kelembaban tinggi antara
85-94% sangat mendukung untuk perkembangan populasi Sexava sp. Ini sesuai
dengan pendapat Andrewartha dan Birch (1974) yang menyatakan bahwa serangga
pada umumnya mempunyai kisaran toleransi terhadap kelembaban udara antara
73-100%.Curah hujanCurah hujan berpengaruh pada pertumbuhan dan
3.Curah hujan
Pengaruh
hujan pada kehidupan Sexava sp. dapat bersifat langsung terhadap
keadaan kelembaban udara dan tanah atau berpengaruh tidak langsung terhadap
ketersediaan pakan untuk hama tersebut. Hujan juga berpengaruh pada
perkembangan telur Sexava sp., karena hujan membuat kelembaban tanah
menjadi tinggi dan telur Sexava sp. tidak mengalami dehidrasi
(hilanfnya cairan dalam telur Sexava sp.). Apabila hujan turun terus
menerus sehingga tanah tergenang dalam jangka waktu lama akan membuat
kelembaban pada tanah sangat tinggi (terutama pada tanah yang banyak mengandung
liat) yang dapat mengakibatkan pembusukan pada telur. Lain halnya apabila telur
terdapat pada tanah berpasir, hujan lebat tidak membuat tergenang, tetapi
justru menjadikan pasir memiliki kelembaban yang sesuai untuk perkembangan
telur Sexava sp.
4.Angin
Angin
berpengaruh pada proses penguapan dan kelembaban udara. Angin berhembus yang
membawa uap air akan menjadikan udara lembab. Sedangkan angin tanpa mengandung
uap air hanya akan membuat kelembaban udara menurun. Berdasarkan percobaan yang
dilakukan dilaboratorium, angin tanpa uap air akan mengeringkan media pasir
sebagai media penetasan telur Sexava sp. dan banyak telur yang kering
tidak menetas. Oleh karena itu, penyiraman perlu dilakukan untuk menjaga
kelembaban agar telur tidak mengalami dehidrasi.
DINAMIKA POPULASI Sexava sp.
Populasi
adalah kelompok organisme dari spesies yang sama yang menduduki ruang atau
tempat tertentu, memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan sifat
individu didalam kelompok itu (Odum, 1971). Populasi mengalami perubahan, dalam
hal ini jumlah individu yang terlibat didalamnya berubah menurut kondisi
lingkungan yang sesuai untuk menghasilkan ldbih banyak atau lebih sedikit
individu dibandingkan dengan individu yang mati dalam selang waktu tertentu.
Perubahan-perubahan ukuran populasi dikenal dengan istilah dinamika populasi
(Van den Bosch dan Messenger, 1973). Tujuan dari mempelajari dinamika populasi
adalah untuk menerangkan fluktuasi kepadatan populasi. Populasi cenderung
menyebar dalam suatu tempat sampai pada kondisi lingkungan yang membatasinya.
Faktor penghalang tersebut diantaranya tepi pantai, pegunungan, gurun atau
tidak tersedianya sumber-sumber yang diperlukan seperti makanan atau tanah sebagai
habitat.
DAFTAR
PUSTAKA
www.google.co.id.2011. iklim
oldeman.klimatologibanjarbaru.com
Hari
utomo dwiyono.2008.Meteorology dan
klimatology.Fakultas ilmu keguruan dan ilmu pendidikan prodi
geografi.universitas kanjuruhan malang
Mustofa
Bisri dan Sektiawan Inung.2010.kamus
lengkap geografi.panji pustaka Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar