Social Icons

Pages

Kamis, 03 Mei 2012

klasifikasi iklim


2.1 KLASIFIKASI IKLIM
A.Iklim Matahari
Pembagian iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari atau berdasarkan letak dan kedudukan matahari terhadap permukaan bumi.
Kedudukan matahari dalam setahun adalah :
  1. Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0º) tanggal 21 Maret
  2. Matahari beredar pada garis balik utara (23,5º LU) tanggal 21 Juni
  3. Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0º) tanggal 23 September
  4. Matahari beredar pada garis balik selatan (23,5º LS) tanggal 22 Desember
Pembagian daerah iklim matahari berdasarkan letak lintang adalah sebagai berikut.
  1. Daerah iklim tropis
Iklim Tropis terletak antara 0° - 23½° LU dan 0° - 23½° LS. Ciri – ciri iklim tropis adalah sebagai berikut :
    • Suhu udara rata – rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20° - 23° C. Bahkan dibeberapa tempat suhu tahunannya mencapai 30°C.
    • Amplitudo suhu rata – rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1° - 5° C, sedangkan amplitudo hariannya besar.
    • Tekanan udara lebih rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
    • Hujan banyak dan umumnya lebih banyak dari daerah lain di dunia.


  1. Daerah iklim subtropis
Iklim subtropis terletak antara 23½° - 40° LU dan 23½° - 40° LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri – ciri iklim subtropis adalah sebagai berikut:
    • Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis dan iklim sedang.
    • Terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musin dingin. Tetapi pada iklim ini musim panas tidak terlalu panas dan musim dingin tidak terlalu dingin.
    • Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
    • Daerah subtropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah Iklim Mediterania. Jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut Daerah Iklim Tiongkok.
  1. Daerah iklim sedang
Iklim sedang terletak antara 40° - 66½° LU dan 40° - 66½° LS. Ciri – ciri iklim sedang adalah sebagai berikut :
    • Banyak terdapat gerakan – gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah – ubah, arah angin yang bertiup berubah – ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai secara tiba – tiba.
    • Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
  1. Daerah iklim dingin
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.
Ciri – ciri iklim tundra adalah sebagai berikut :
    • Musim dingin berlangsung lama
    • Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
    • Udaranya kering.
    • Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
    • Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
    • Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah.
    • Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
    • Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia.
Ciri – ciri iklim es adalah sebagai berikut :
    • Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.
    • Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.

B.Iklim Fisis
Iklim fisis adalah berdasarkan fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pdngaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan.

Iklim fisis terdiri dari :
  1. Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah tropis dan subtropis; dan daerah sedang. Keadaan iklim kedua daerah berbeda. Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai berikut:
    • Suhu rata-rata tahunan rendah
    • Amplitudo suhu harian rendah/kecil
    • Banyak awan
    • Sering hujan lebat disertai badai.
Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
    • Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil
    • Banyak awan
    • Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik
    • Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.
  1. Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40º , yaitu sebagai berikut :
    • Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil
    • Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
    • Amplitudo suhu tahunan besar
    • Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah
    • Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
  1. Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
    • Amplitudo suhu harian dan tahunan besar
    • Udara kering
    • Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah
    • Jarang turun hujan.
  1. Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
    • Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi
    • Terdapat di daerah sedang
    • Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil
    • Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan
    • Kadang banyak turun salju
  1. Iklim Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
    • Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan
    • Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan musim kemarau
C.Iklim Junghuhn
            F. Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di Sumatra Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitiannya F. Junghuhn membagi iklim di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.
Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut.
1. Zona Iklim Panas
Zona iklim panas terletak pada daerah dengan ketinggian antara 0 – 650
meter dan temperatur antara 26,3 °C – 22 °C.
2. Zona Iklim Sedang
Zona iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian antara 650 – 1500
meter dan temperatur antara 22 °C – 17,1 °C.
3. Zona Iklim Sejuk
Zona iklim sejuk terletak pada daerah dengan ketinggian antara 1500 – 2500
meter dan temperatur antara 17,1 °C – 11,1 °C.

4. Zona Iklim Dingin
Zona iklim dingin terletak pada daerah dengan ketinggian di atas 2500
meter dan temperatur kurang dari 11,1 °C.

D.Iklim Koppen
Pada tahun 1918 Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.
1. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:
• suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
• suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
• curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
• tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.
2. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut:
• Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);
• Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;
3. Iklim C atau iklim sedang. Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara 18° sampai -3°C.
4. Iklim D atau iklim salju atau microthermal. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.
5. Iklim E atau iklim kutub . Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.
Dari kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya diperinci lagi menjadi beberapa macam iklim, yaitu:
1. Daerah iklim A, terbagi menjadi empat macam iklim, yaitu sebagai berikut:
(1) Af = Iklim panas hujan tropis.
(2) As = Iklim savana dengan musim panas kering.
(3) Aw = Iklim savana dengan musim dingin kering.
(4) Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar.
2. Daerah iklim B, terbagi menjadi dua macam iklim, yaitu:
(1) Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun (BW) dan iklim lembab dari iklim A, C, dan D.
(2) BW = Iklim gurun.
3. Daerah iklim C, terbagi menjadi tiga macam iklim, yaitu:
(1) Cs = Iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering atau iklim lembab agak panas kering.
(2) Cw = Iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang kering atau iklim lembab dan sejuk.
(3) Cf = Iklim sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan.
4. Daerah iklim D, terbagi dua macam iklim, yaitu:
(1) Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering.
(2) Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.
5. Daerah iklim E, terbagi menjadi 2 macam iklim, yaitu:
(1) ET = Iklim tundra, temperatur bulan terpanas antara 0( sampai 10(C.
(2) Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es abadi.
Perlu Anda ketahui bahwa menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D.
Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.
Aw = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.
C = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.
D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.
E.Iklim Thornthwaite
            C.W.Thornthwaite (1993) membuat klasifikasi iklim berdasarkan pada curah hujan yang sangat penting untuk tanaman,sehingga selain jumlah curah hujan yang dipakai oleh  tanaman akan lebih kecil dari pada penguapannya kecil,pada jumlah curah hujan yang sama.Thornthwaite menghitung ratio keefektifan curah hujan (precipatation effectiveness) atau ratio P-E sebagai jumlah curah hujan (P=presipitasi) bulanan dibagi dengan jumlah penguapan (E=evaporasi) bulanan,yaitu ratio P-E=P/E jumlah 12 bulan ratio P-E disebutkan indeks P/E.
            Masing-masing golongan kelembapan dan golongan suhu di komfermasikan dengan penyebaran curah hujan musiman.penyebaran curah hujan musiman dibedakan:
            r = curah hujan banyak pada setiap musim.
            s = defisit curah hujan pada musim panas
            w = defisit curah hujan pada musim dingin
            d = defisit curah hujan pada setiap musim
F.Iklim Mohr  
            Berdasarkan penelitian tanah,Mohr membagi tiga derajat kembapan dari bulan-bulan sepajang tahun yaitu.
a.                Jika curah hujan dalam 1 bulan lebih dari 100mm,maka bulan ini dinamakan
bulan basa;jumlah curah hujan ini melampaui penguapan.
   
G.Iklim schimdt dan ferguson
Sistem klasifikasi iklim ini banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan serta sudah sangat dikenal di Indonesia.
Kriteria yang digunakan adalah dengan penentuan nilai Q, yaitu perbandingan antara bulan kering (BK) dan bulan basah (BB) dikalikan 10% (Q = BK / BB x 100%).
Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah hujan bulanan selama periode pengamatan). BB dan BK pada klasifikasi Schmidt-Ferguson ditentukan tahun demi tahun selama periode pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya.
Kriteria bulan basah dan bulan kering (sesuai dengan kriteria Mohr) adalah :
1.   Bulan Basah (BB)
      Bulan dengan curah hujan > 100 mm
2.   Bulan Lembab (BL)
      Bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm
3.   Bulan Kering (BK)
      Bulan dengan curah hujan < 60 mm
Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson ditentukan dari nilai Q yang dikelompokkan menjadi 8 tipe iklim, yaitu :
Tabel 3. Klasifikasi Schmidt-Ferguson
Tipe Iklim
Nilai Q (%)
Keadaan Iklim dan Vegetasi
A
< 14,3
Daerah sangat basah, hutan hujan tropika
B
14,3 – 33,3
Daerah basah, hutan hujan tropika
C
33,3 – 60,0
Daerah agak basah, hutan rimba, daun gugur pada musim kemarau
D
60,0 – 100,0
Daerah sedang, hutan musim
E
100,0 – 167,0
Daerah agak kering, hutan sabana
F
167,0 – 300,0
Daerah kering, hutan sabana
G
300,0 – 700,0
Daerah sangat kering, padang ilalang
H
> 700,0
Daerah ekstrim kering, padang ilalang

H.Iklim oldeman
Klasifikasi iklim Oldeman tergolong klasifikasi yang baru di Indonesia dan pada beberapa hal masih mengundang diskusi mengenai batasan atau kriteria yang digunakan. Namun demikian untuk keperluan praktis klasifikasi ini cukup berguna terutama dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di Indonesia.

Klasifikasi iklim ini diarahkan kepada tanaman pangan seperti padi dan palawija. Dibandingkan dengan metode lain, metode ini sudah lebih maju karena sekaligus memperhitungkan unsur cuaca lain seperti radiasi matahari dikaitkan dengan kebutuhan air tanaman.
Oldeman membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan dengan pertanian menggunakan unsur iklim hujan. Ia membuat dan menggolongkan tipe-tipe iklim di Indonesia berdasarkan pada kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering secara berturut-turut. Kriteria dalam klasifikasi iklim didasarkan pada perhitungan bulan basah (BB), bulan lembab (BL) dan bulan kering (BK) dengan batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif dan kebutuhan air pada tanaman 

Konsepnya adalah:
  1. Padi sawah membutuhkan air rata-rata per bulan 145 mm dalam musim hujan.
  2. Palawija membutuhkan air rata-rata per bulan 50 mm dalam musim kemarau.
  3. Hujan bulanan yang diharapkan mempunyai peluang kejadian 75% sama dengan 0,82 kali hujan rata-rata bulanan dikurangi 30.
  4. Hujan efektif untuk sawah adalah 100%.
  5. Hujan efektif untuk palawija dengan tajuk tanaman tertutup rapat adalah 75%.
Dapat dihitung hujan bulanan yang diperlukan untuk padi atau palawija (X) dengan menggunakan data jangka panjang yaitu:

Padi sawah:
145 = 1,0 (0,82 X -30)
X = 213 mm/bulan

Palawija:
50 = 0,75 (0,82 X - 30)
X = 118 mm/ bulan.

213 dan 118 dibulatkan menjadi 200 dan 100 mm/bulan yang digunakan sebagai batas penentuan bulan basah dan kering.

Bulan Basah (BB) : Bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm
Bulan Lembab (BL) : Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm
Bulan Kering (BK) : Bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm

Selanjutnya dalam penentuan klasifikasi iklim Oldeman menggunakan ketentuan panjang periode bulan basah dan bulan kering berturut-turut.

Tipe utama klasifikasi Oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang didasarkan pada jumlah pada jumlah bulan basah berturut-turut. Sedangkan sub divisinya dibagi menjadi 4 yang didasarkan pada jumlah bulan kering berturut-turut.

Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5 katagori yaitu A, B, C, D dan E.

Tipe A : Bulan-bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.
Tipe B : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan.
Tipe C : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan.
Tipe D : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan.
Tipe E : Bulan-bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan

2.2  PENGARUH IKLIM TERHADAP KEHIDUPAN
A.Pengaruh Iklim Dan Cuaca Terhadap kehidupan Manusia
            Klimatologi adalah bagian kecil dari Meteorologi. Dalam mempelajari klimatologi terlebih dahulu perlu diketahui definisi dari cuaca dan iklim. Cuaca adalah keadaan atmosfera di suatu tempat dan waktu tertentu. Jadi pada tempat dan waktu yang berbeda cuaca akan berbeda pula. Adapun iklim adalah jalannya keadaan cuaca atau keseluruhan dari gejala-gejala cuaca di daerah tertentu dalam periode yang lama.
Iklim di suatu tempat ditentukan oleh sejumlah unsur iklim seperti suhu, lengas udara, curah hujan, kecepatan angin, lama penyinaran matahari, dsb. Sebenarnya beberapa unsur iklim tersebut merupakan interaksi antara sejumlah faktor iklim yaitu penyebab-penyebab yang menentukan corak iklim, seperti letak lintang, arah angin, relief, tipe tanah, dan vegetasi.
Pengaruh iklim terhadap kehidupan sangat besar, namun demikian ini tidak berarti antara iklim dan kehidupan selalu ada kaitan “sebab-akibat”. Manusia tidak bisa merubah iklim, yang bisa dilakukan manusia hanyalah mempengaruhi pengaruh iklim itu. Misalnya dengan menciptakan rumah kaca, membuat hujan buatan, dll.
Ada tiga wujud pengaruh iklim terhadap kehidupan :
  1. Pengaruh apabila suhu tetap, tetapi jumlah hujan berubah
  2. Pengaruh apabila suhu berubah dan jumlah hujan memadai
  3. Pengaruh iklim dalam waktu atau musim
Pengaruh iklim tersebut tanpa disadari bisa membawa anomali iklim maupun bencana mikro bagi kehidupan. Pada musim pancaroba, arah angin di Kepulauan Indonesia tidak jelas dan tidak ada daerah yang perbedaan tekanan udaranya jelas. Oleh karena itu arah angin senantiasa berubah. Selain itu karena perbedaan pemanasan setempat, tidak jarang angin itu bergerak “berputar” seperti halnya gerakan angin “siklon” atau lebih akrab dikenal dengan istilah angin “puting beliung” atau angin “puyuh”.
Kejadian angin puting beliung atau angin puyuh pada musim pancaroba dapat sedikit diterangkan sebagai berikut :
Pada saat dimana suhu di belahan bumi di sebelah utara seimbang dengan suhu di belahan bumi selata, tekanan udara diatasnya pun tidak akan jauh berbeda. Kejadian tersebut akan terjadi dua kali selama setahun. Musim-musim itulah yang disebut dengan musim pancaroba di Indonesia. Musim pancaroba ini berlangsung kira-kira pada bulan Maret-April dan Oktober-November.
1.Pengaruh iklim terhadap tubuh manusia
            Iklim sangat berpengaruh terhadap tubuh manusia antara lain sebagai berikut:
a.       Suhu yang dingin membuat manusia menggil kedinginan dan mempertebal pakaiannya ataupun selimutnya,makan makanan yang bereaksi memanaskan tubuh contoh kopi panas
b.      Mental dan emosi manusia dapat dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan iklim.
Contoh pada suhu yang panas lebih cepat marah.
c.       Suhu ektrim dingin dapat menyebabkan gangguan pernafasan
d.      Suhu ektrim panas dapat menyebakan dehidrasi.
          
2.Indeks ketidaknyamanan hidup
            Adanya keseimbangan itu membuat gerakan angin baik kekuatannya maupun arahnya menjadi tidak menentu. Karena suhu antara kedua belahan bumi berimbang, tekanan udaranya pun berimbang dan hampir tidak ada perbedaannya. Satu-satunya arah yang ada bagi gerakan angin itu adalah “ke atas”, maka musim pancaroba itu ditandai juga dengan banyaknya kejadian “angin berputar” sebagai akibat dari perbedaan tekanan udara setempat.

Berikut di atas adalah sedikit penjelasan mengenai iklim dan pengaruhnya terhadap kehidupan, dan sebagai contoh kasus dewasa ini ialah perubahan musim yang begitu mencolok dan Fungsi utama dari arsitektur adalah harus mampu menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dengan cara menanggulangi tekanan iklim yang ada. "Stress" yang terjadi harus sesedikit mungkin. Suatu sistem guna mencapai kondisi keseimbangan antara iklim dan arsitektur sulit sekali untuk diketengahkan, sebab dalam hal ini banyak sekali cabang ilmu yang tersangkut.
Usaha untuk menyeimbangkan antara iklim dan arsitektur, dilakukan dengan memanfaatkan unsur-unsur iklim yang ada, seperti angin, suhu udara, dan lain-lain, sehingga akhirnya manusia dapat memperoleh kenyamanan yang diharapkan.
Kenyamanan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Ke
nyamanan thermal
2. Kenyamanan visual
3. Kenyamanan Audivisual.

3.Aklimatisasi
            Aklimatisasi adalah proses saat manusia (dan hewan ) dapat menyesuaikan diri terhadap koonndisi iklim yang tidak akrab.masalah utama dalam penyesuaian terhadap iklim baru seringkali tidak ada kaitannya dengan iklim tetapi muncul keriduan,kebosana,kejemuhan ,atau ketidak-cocokan social.Dalam arti yang sempit,maka aklimitasasi menenjukkan perubahan dalam tubuh manusia akibat perubahan iklim(Tjasjono,B,:1992:212)
            Pada daerah pegunungan penyesuaian diri dilakukan terhadap suhu dan tekanan udara yang rendah.suhu yang dingin menyebabkan manusia tidak mampu bertahan tanpa menggunakan selimut ataupun pakaian penghangat tubuh.

B.Pengaruh Iklim Terhadap Hewan                
1.Pengaruh iklim terhadap dinamika populasi sexava sp(serangga)
1. Suhu
            Sexava sp. hanya dapat berkembang secara optimal di dalam kisaran suhu tertentu yang menjadi ciri khas dari setiap spesies dan terhambat perkembangannya atau bahkan mati pada suhu diluar kisaran tersebut. Berdasarkan pengamatan di Desa Tial, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun 2009, Sexava sp. berkembang sangat cepat dan banyak berhasil menyelesaikan perkembangannya pada suhu yang optimal yaitu 29-330C. Pada imago, lama hidup dan produksi telur juga tergantung pada suhu optimal. Batas kisaran suhu yang nyaman untuk perkembangan Sexava sp. berhubungan erat dengan karakteristik kisaran suhu tempat suatu spesies tersebut biasa hidup. Serangga akan lebih cepat menyelesaikan perkembangan stadia hidupnya di daerah panas daripada daerah dingin. Hal ini juga terjjadi pada hama Sexava sp.
2. Kelembaban
            Kelembaban udara dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan keaktifan Sexava sp.. Kemampuan serangga bertahan terhadap kelembaban udara sekitar sangat berbeda untuk setiap spesies maupun stadia perkembangannya. Berdasarkan pengamatan di Desa Tial, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun 2009, memperlihatkan bahwa kelembaban tinggi antara 85-94% sangat mendukung untuk perkembangan populasi Sexava sp. Ini sesuai dengan pendapat Andrewartha dan Birch (1974) yang menyatakan bahwa serangga pada umumnya mempunyai kisaran toleransi terhadap kelembaban udara antara 73-100%.Curah hujanCurah hujan berpengaruh pada pertumbuhan dan

3.Curah hujan
            Pengaruh hujan pada kehidupan Sexava sp. dapat bersifat langsung terhadap keadaan kelembaban udara dan tanah atau berpengaruh tidak langsung terhadap ketersediaan pakan untuk hama tersebut. Hujan juga berpengaruh pada perkembangan telur Sexava sp., karena hujan membuat kelembaban tanah menjadi tinggi dan telur Sexava sp. tidak mengalami dehidrasi (hilanfnya cairan dalam telur Sexava sp.). Apabila hujan turun terus menerus sehingga tanah tergenang dalam jangka waktu lama akan membuat kelembaban pada tanah sangat tinggi (terutama pada tanah yang banyak mengandung liat) yang dapat mengakibatkan pembusukan pada telur. Lain halnya apabila telur terdapat pada tanah berpasir, hujan lebat tidak membuat tergenang, tetapi justru menjadikan pasir memiliki kelembaban yang sesuai untuk perkembangan telur Sexava sp.


4.Angin
            Angin berpengaruh pada proses penguapan dan kelembaban udara. Angin berhembus yang membawa uap air akan menjadikan udara lembab. Sedangkan angin tanpa mengandung uap air hanya akan membuat kelembaban udara menurun. Berdasarkan percobaan yang dilakukan dilaboratorium, angin tanpa uap air akan mengeringkan media pasir sebagai media penetasan telur Sexava sp. dan banyak telur yang kering tidak menetas. Oleh karena itu, penyiraman perlu dilakukan untuk menjaga kelembaban agar telur tidak mengalami dehidrasi.

DINAMIKA POPULASI Sexava sp.
Populasi adalah kelompok organisme dari spesies yang sama yang menduduki ruang atau tempat tertentu, memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan sifat individu didalam kelompok itu (Odum, 1971). Populasi mengalami perubahan, dalam hal ini jumlah individu yang terlibat didalamnya berubah menurut kondisi lingkungan yang sesuai untuk menghasilkan ldbih banyak atau lebih sedikit individu dibandingkan dengan individu yang mati dalam selang waktu tertentu. Perubahan-perubahan ukuran populasi dikenal dengan istilah dinamika populasi (Van den Bosch dan Messenger, 1973). Tujuan dari mempelajari dinamika populasi adalah untuk menerangkan fluktuasi kepadatan populasi. Populasi cenderung menyebar dalam suatu tempat sampai pada kondisi lingkungan yang membatasinya. Faktor penghalang tersebut diantaranya tepi pantai, pegunungan, gurun atau tidak tersedianya sumber-sumber yang diperlukan seperti makanan atau tanah sebagai habitat.
 DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id.2011.iklim matahari.leonheart94.blogspot.com
www.google.co.id.2011.iklim fisis.leonheart94.blogspot.com
www.google.co.id.2011.iklim junghuhn.studyhardisthebest.blogspot.com
www.google.co.id.2011.iklim koppen.elank37.wrodpress.com
www.google.co.id.2011. iklim oldeman.klimatologibanjarbaru.com
www.google.co.id.2011.cuaca dan iklim.scribd.com
www.google.co.id.2011pengaruh cuaca terhadapa kehidupan.crayonpedia.org
Hari utomo dwiyono.2008.Meteorology dan klimatology.Fakultas ilmu keguruan dan ilmu pendidikan prodi geografi.universitas kanjuruhan malang
Mustofa Bisri dan Sektiawan Inung.2010.kamus lengkap geografi.panji pustaka Yogyakarta












0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text