PENYALAHGUNAAN CINTA OLEH REMAJA
Oleh :
Ahmad Qadafi
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih
sayang yang
kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat
baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang.
Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan
manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian,
memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan
mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. Cinta merupakan anugerah yang
tak ternilai harganya dan itu di berikan kepada makhluk yang paling sempurna,
manusia. Cinta tidak dapat diucapkan dengan kata-kata, tidak dapat
dideskripsikan dengan bahasa apapun. Cinta hanya bisa dibaca dengan bahasa
cinta dan juga dengan perasaan. Cinta adalah perasaan yang didalam sanubari
lubuk hati yang tedalam yang bisa membawa kita melayang kedunia Fana yang penuh
dengan mimpi indah.
Remaja adalah penggolongan manusia yang berusia 12
tahun hingga 21 tahun. Golongan ini merupakan transisi dari apa yang disebut
sebagai masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Seperti halnya masa
transisi lainnya, manusia dalam golongan ini pun cenderung tidak stabil dan
banyak mengalami goncangan, dikarenakan pijakan yang diandalkan masih sangat goyah.Dalam
cara berpikir dan bersikap masih antara mencoba-coba meninggalkan cara
kanak-kanak tetapi belum mau menggunakan cara-cara dewasa yang sebenarnya.
Transisi yang terjadi juga merujuk pada perkembangan fisik, dimana pada masa ini anak gadis akan pertama kali mendapat
haid, perubahan tubuh dan perubahan suara.
Sedangkan anak laki-laki juga
akan tumbuh jakun, tubuh bertambah kekar dan tinggi, kemudian suara juga
semakin berat.Dalam masa transisi inilah masalah cenderung banyak terjadi
akibat kelabilan emosi mereka. Keinginan untuk bersosialisasi dan mendapat
pengakuan akan keberadaanpun semakin kuat. Manusia dalam fase remaja juga senang sekali berangan-angan
akan masa depan atau tentang fantasi mereka akan kehidupan. Bagaimana menjadi
pusat perhatian dan selalu dilihat dan dipuja sekitarnya. Akibat kelabilan mereka, manusia
pada fase ini mudah sekali terpengaruh pada lingkungan sekitar yang mayoritas
berada dekat pada mereka. Dikarenakan kecenderungan untuk bergaul dengan orang
luar selain keluarga lebih kuat, maka masa ini dianggap cukup berbahaya.
Apabila teman-teman dekatnya memberi pengaruh yang buruk, maka remaja akan
secara mengalir masuk kedalam pengaruh itu dan merasa keberadaannya terancam
apabila ia mencoba keluar dari lingkungannya. ketika remaja, adakah ia perlu, harus atau tidak? Terdapat berbagai pendapat tentang hal ini
namun bagi saya cinta sesama insan ketika remaja boleh dijalinkan asalkan
masing-masing tahu batasan dan mengawal perasaan cinta itu. Perasaan untuk mencintai dan
dicintai memang tidak dapat dielakkan oleh semua insan terutamanya bagi remaja.
Perhubungan ini seharusnya membawa kesan yang positif bagi remaja kerana mereka mempunyai pendorong untuk
memberi galakan atau persaigan dalam bidang pelajaran selain daripada ibu bapa
mereka yang sentiasa mendoakan kejayaan mereka. Namun remaja haruslah mengamalkan sikap berhati-hati dan
tidak melanggar batasan adat timur dan agama semasa bercinta. Mereka seharusnya
mengikut perasaan remaja mereka dan sama-sama belajar untuk menjadi orang
dewasa yang lebih baik. Ramai
pasangan yang melafazkan cinta, tetapi sebenarnya mereka tidak mengetahui
mengapa dan Kenapa mereka bercinta. Alam percintaan sememangnya indah, bagi
pasangan yang sedang asyik dilamun cinta, dunia ini ibarat mereka yang punya. Namun begitu masih ramai yang
tidak mengetahui apa itu cinta dan bagaimana mahu menjadikan ikatan cinta yang
dijalin akan terus membawa ke jinjing pelamin. Kefahaman tentang konsep cinta
antara lelaki dan wanita perlu diketahui serba sedikit agar hubungan cinta yang
dijalin tidak membawa kepada kekecewaan.Bagi wanita cinta adalah sejenis emosi.
Kepada orang lelaki cinta adalah suatu peristiwa, suatu kejadian dan bukannya
emosi. Setiap peristiwa mempunyai permulaan dan penghujung. oleh itu bagi orang
lelaki sekali mereka jatuh cinta dengan wanita, maka cinta itu akan terus kekal
jika tiada halangan yang menimpa. Oleh
sebab itu, lelaki apabila telah melafazkan cintanya kepada wanita, tidak
kiralah melalui apa sekali pun, sama ada ikatan janji yang diucapkan sesama
sendiri, ikatan tali pertunangan, maupun melalui pernikahan, maka baginya
selepas itu perkataan cinta tidak perlu disebut-sebut lagi. Berlainan pula dengan wanita,
mereka mahu sentiasa mendengar kata-kata belaian kasih dibisikan di telinga
mereka walaupun seribu kali dalam sehari. Inilah yang menjadi perbezaan ketara
istilah “cinta” bagi lelaki dan wanita.
Melihat
berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan pemudi
yangterjerumus ke dalam lembah perzinahan (Free Sex), disebabkan terlalu
jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah
kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara
pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah
mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya
asing tanpa penyeleksian yang ketat. Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat
adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma
- norma agama. Hal ini tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang
menjujung tinggi nilai agama dan pancasila. Tidak ada salahnya jika kita
mengatakan pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas. Saat ini pacaran sudah
menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon
pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh
pacaran. Bila kita menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya,
pacaran ( berduaan dengan non muhrim ) merupakan hal yang tabu. Dari sini kita
dapat menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai
dengan budaya Indonesia, demikian juga dengan budaya islam.
Pacaran
merupakan satu konsep yang sama dengan pergaulan bebas. Dari sumber di atas
kita telah mengetahui bahwa pergaulan bebas tidak mengenal batas - batas
pergaulan. Para remaja dengan bebas saling bercengkrama, bercampur baur
(ikhtilat) antara lawan jenis, akibatnya mudah di telusuri berkembanglah budaya
pacaran. Kecintaan
terhadap lawan jenis adalah fitrah manusia. Tetapi pacaran buakanlah wadah yang
tepat. Cinta bukanlah sekedar pandangan mata ataupun kerlingan. Bukan pula
lembaran surat yang berisi pujian kata yang melebihi dari ikatan pernikahan,
dan cinta tidak akan berakhir dengan pernikahan. Banyak orang yang mengagungkan dan memproklamirkan kata
cinta. Namun mengapa gambaran dan kenyataan pahit mewarnai dunia cinta. Betapa
banyak cinta berujung pada pembunuhan bayi- bayi yang tak berdosa. Banyak orang
yang memiliki cinta melakukan hal yang keji. Mengapa pula cinta bisa dijajakan di sembarang tempat oleh
wanita berbusana yang sangat minim? Hal - hal yang mengenaskan sekaligus
memalukan itu menjadi daftar persoalan yang melingkupi dunia cinta. Sebagian orang berpendapat bahwa
cinta bermakna kecenderungan terus-menerus disertai dengan hati yang meluap - luap. Inilah yang
membuat seseorang menjadi buta dan tuli. Kebutaan ini dapat diartikan tidak
lagi melihat tata nilai terutama nilai - nilai syariat islam, sehingga banyak
orang menabrak nilai - nilai Islam dalam mengekspresikan cintanya. Dan yang
dimaksud tuli yaitu tidak mau mendengar nasihat - nasihat agama yang seharusnya
dapat membingkai cintanya. Seperti yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad
SAW, “Kecintaanmu kepada sesuatu bisa membuat buta dan tuli.” ( HR. Ahmad ).
Lain halnya dengan seseorang yang berada dalam wilayah tidak terlarang, seperti
seseorang yang berada jauh dari rumah lalu merindukan istrinya. Semua aktifitas tubuh kita berpotensi
menimbulkan zina ketika digerakkan atas nama syahwat yang melesat lepas dari
kendali fitrah. Namun nama Allah Maha Pemurah, zina yang dilakukan selain farji
tidak sampai dikenakan hukuman cambuk. Ia masih bisa dihapus dengan taubat yang
tulus dan ditebus dengan amal - amal shalih. Cara untuk menghindari zina adalah
dengan mengendalikan hawa nafsu dan menutup rapat - rapat pintu zina.
Maka dari itu
dampak yang disebabkan penyalahgunaan cinta oleh remaja yaitu
Menurut Ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Riau Mahdini menyatakan pendidikan agama di Indonesia hanya
berbentuk pembelajaran, bukan untuk meningkatkan moral. Padahal pendidikan
agama seharusnya meningkatkan akhlak yang mulia dan moral yang baik."Pada
prinsipnya, zina haram hukumnya, itulah namanya demoralisasi. Saya juga
mendengar data ada sekitar 62 persen dari remaja yang ada di Indonesia sudah
pernah melakukan seks di luar nikah," katanya.Dalam survei terakhir,
Komisi Perlindungan Anak (KPA) mengungkapkan data bahwa 97 persen remaja di
Indonesia pernah menonton atau mengakses pornografi, 93 persen pernah
berciuman, 62,7 persen pernah berhubungan badan, serta 21 persen remaja telah
melakukan aborsi.Data itu yang menyebutkan 30 persen anak-anak SMP itu jangan
hanya keterkejutan dan itu harus menjadi warning yang luar biasa bagi kita agar
kita berhati-hati dan mengadakan evaluasi dan tidak tidak meluas. Jangan sampai
itu menjadi hal yang sudah biasa, seperti di barat itu menjadi hal yang
biasa," paparnya. Iman,
merupakan rem paling pakem dalam berpacaran. Justru penilaian kepribadian
pasangan dapat dinilai saat berpacaran. Mereka yang menuntut hal-hal yang
melanggar norma-norma yang dianut, tentunya tidak dapat diharapkan menjadi
pasangan yang baik. Seandainya iapun menjadi suami atau istri kelak tentunya
keinginan untuk melanggar norma-norma pun selalu ada. Untuk itu, “Say Good Bye”
sajalah…! Masih banyak kok pria dan wanita yang mempunyai iman dan moral yang
baik yang kelak dapat membantu keluarga bahagia.
Pengetahuan agama remaja dalam penelitian dibatasi pada pengetahuan agama yang berhubungan dengan pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba dan hubungan seks di luar nikah. Mayoritas responden tidak menyetujui penyalahgunaan narkoba dan mengadakan seks di luar nikah imbuhnya. Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids, Raja singa, dan penyakit lainnya. Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru, apabila anda masih kuliah atau sekolah tentu saja orang tua anda akan sangat kesal kepada anda. Dan anda pun takut untuk jujur kepada orang tua anda dan pasangan anda, akhirnya anda memutuskan untuk melakukan dosa baru yaitu aborsi.Apabila anda menikah di usia muda, permasalahan yang belum siap anda hadapi akan datang, seperti masalah keungan, masalah kebiasaan, masalah anak. Nama baik keluarga akan tercoreng oleh sikap remaja. Keluarga akan menghadapi masalah yang remaja buat apabila anda mendapatkan efek buruk dari seks bebas ini. Apabila hamil dan pasangan remaja itu tidak mau bertanggung jawab, apa yang akan dilakukan remaja?. Akan banyak pikiran buruk yang akan mengganggu anda. Seperti ingin bunuh diri, berpikir tidak rasional yang mengakibatkan gangguan mental (gila).
Pengetahuan agama remaja dalam penelitian dibatasi pada pengetahuan agama yang berhubungan dengan pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba dan hubungan seks di luar nikah. Mayoritas responden tidak menyetujui penyalahgunaan narkoba dan mengadakan seks di luar nikah imbuhnya. Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids, Raja singa, dan penyakit lainnya. Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru, apabila anda masih kuliah atau sekolah tentu saja orang tua anda akan sangat kesal kepada anda. Dan anda pun takut untuk jujur kepada orang tua anda dan pasangan anda, akhirnya anda memutuskan untuk melakukan dosa baru yaitu aborsi.Apabila anda menikah di usia muda, permasalahan yang belum siap anda hadapi akan datang, seperti masalah keungan, masalah kebiasaan, masalah anak. Nama baik keluarga akan tercoreng oleh sikap remaja. Keluarga akan menghadapi masalah yang remaja buat apabila anda mendapatkan efek buruk dari seks bebas ini. Apabila hamil dan pasangan remaja itu tidak mau bertanggung jawab, apa yang akan dilakukan remaja?. Akan banyak pikiran buruk yang akan mengganggu anda. Seperti ingin bunuh diri, berpikir tidak rasional yang mengakibatkan gangguan mental (gila).
Upaya – Upaya Untuk
Mencegah agar Remaja tidak Terjerumus dalam Pergaulan itu.
1.
Sikap atau cara yang bersifat preventif.
Yaitu
perbuatan / tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk menjauhkan
seorang anak dari perbuatan buruk atau dari lingkungan pergaulan yang buruk.
Dalam hal sikap yang bersifat preventif, pihak orang tua dapat memberikan atau
mengadakan tindakan sebagai berikut :
a. Menanamkan
rasa disiplin dari ayah terhadap anak.
b. Memberikan
pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu.
c. Pencurahan
kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anak.
d. Menjaga
agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam satu ikatan keluarga.
Disamping
keempat hal yang diatas maka hendaknya diadakan pula :
a. Pendidikan
agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan berguna.
b. Penyaluran
bakat terhadap anak ke Arab pekerjaan yang berguna dan produktif.
c. Rekreasi
yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.
d. Pengawasan
atas lingkungan pergaulan anak sebaik - baiknya.
2.
Sikap atau cara yang bersifat represif.
Yaitu pihak
orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan sosial yang
bertujuan untuk menanggulangi masalah kenakalan anak seperti menjadi anggota
badan kesejahteraan keluarga dan anak, ikut serta dalam diskusi yang khusus
mengenai masalah kesejahteraan anak - anak. Selain itu pihak orang tua terhadap
anak yang bersangkutan dalam perkara kenakalan hendaknya mengambil sikap
sebagai berikut :
a. Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah diperbuatnya
sehingga menyebabkan anak terjerumus dalam kenakalan pergaulan bebas.
b. Memahami sepenuhnya akan latar belakang daripada masalah kenakalan yang
menimpa anaknya.
c. Meminta bantuan para ahli ( psikolog atau petugas sosial ) di dalam
mengawasi perkembangan kehidupan anak, apabila dipandang perlu.
d.
Membuat catatan perkembangan pribadi anak sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar