Social Icons

Pages

Sabtu, 12 Mei 2012

daftar kelurahan di pulau kangean

2. Kecamatan Arjasa
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Arjasa di Kota/Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Angkatan (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Angon Angon (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Arjasa (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Batuputih (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Bilis Bilis (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Buddi (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Duko (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Gelaman (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Kalikatak (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Kalinganyar (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Kalisangka (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Kangayan (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Kolo Kolo (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Laok Jangjang (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Pabian (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Pajenangger (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Pandeman (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Paseraman (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Sambakati (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Sawahsumur (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Sumbernangka (Kodepos : 69491




Kecamatan Kangayan
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Kangayan di Kota/Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Batuputih (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Cangkramaan (Cangkreman) (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Daandung (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Jukong Jukong (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Kangayan (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Saobi (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Tembayangan (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Timur Janjang (Kodepos : 69491)
- Kelurahan/Desa Toerjek (Torjek) (Kodepos : 69491)

Kondisinya yang masih alami dengan kekayaan alam berupa keragaman hayati, menjadikan pulau Kangean layak dikunjungi. Konon, ekosistem mangrove di kawasan ini paling asli dan alami dibanding ekosistem mangrove lainnya di nusantara. Pulau Kangean adalah salah satu pulau di antara puluhan pulau yang menghampar di sebelah timur Pulau Madura, Jawa Timur. Secara administratif pemerintahan, pulau yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Sumenep ini dibagi menjadi dua: Kangean Barat masuk wilayah Kecamatan Arjasa dan Kangean Timur masuk wilayah Kecamatan Sapeken.
Jika dilihat secara geografis pada peta topografi, sebenarnya letak pulau Kangean lebih dekat ke pulau Bali atau ke pulau Lombok daripada ke pulau Madura. Dari pulau Bali misalnya, hanya diperlukan waktu sekitar 3 jam perjalanan laut dengan speedboat. Sedang jika dari pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat, waktu yang diperlukan hanya sekitar 4 jam perjalanan laut dengan speedboat. Sementara, untuk menuju pulau yang terkenal dengan ayam hutannya itu dari pulau Madura, diperlukan waktu sekitar 8 jam perjalanan laut.
Di Kangean juga terdapat kerajinan akar kayu bahar dan kayu sentaki. Konon, bila dijadikan tongkat, kayu ini memiliki khasiat tertentu bagi pemakainya. Selain itu, daerah ini juga dikenal dengan ayam hutannya yang memiliki kokok merdu, dan merupakan pejantan yang paling bagus untuk penangkaran ayam bekisar.
Selain itu, di KAngean juga terdapat lokasi penangkaran dan pengambilan kerang mutiara yang dikelola oleh salah satu perusahaan dari Jepang. Di sini Anda bisa melihat dari dekat bagaimana mutiara yang berharga mahal ini dibudidayakan. Mulai saat pengambilan dari dasar laut, sampai dipoles menjadi berbagai jenis perhiasan.
Jika dibandingkan dengan daerah wisata lainnya, potensi alam yang ada di pulau Kangean ini memang masih belum optimal. Semuanya masih terkesan asli & alami. Tapi justru keasliannya inilah yang menjadi daya tarik utama untuk mengunjungi pulau ini.

Sabtu, 05 Mei 2012

kangean



2.1 ASAL MULA KANGEAN
Menurut cerita, asal mula pulau ini apabila air laut surut baru dapat dilihat dari jauh, sedangkan apabila air laut pasang, maka akan terendam dibawah muka air, olehkarena itu pilau ini dinamakan Pulau Kangean yang asal perkataan Madura "Ka-aengan" yang artinya terendam pada air.
Oleh raja-raja di Sumenep pada jaman dahulu kala, pulau ini merupakan tempatnya orang-orang yang mendapatkan hukuman berat karena kesalahan yang besar.
 
Berhubung dengan penghasilan yang didapat dari lautan (ikan, akar bahar, aneka bebatuan), kemudian hasil-hasil hutan dan hasil bumi (sawah, ladang), maka pulau ini menjadi salah satu pusat perdagangan dilautan, maka banyak orang-orang dari Sumenep maupun tempat lainnya (bahkan dari kepulauan Kalimantan dan Sulawesi) mau berpindah dan berumah tangga di Pulau Kangean.
 
Oleh sebab itu Pulau Kangean dapat dikatakan kepulauan yang relatif baru, maka penduduknya tidak mengenal agama Hindu karena agama yang dianut oleh penduduk setempat adalah agama Islam.
 
Sewaktu jaman Compagnie Belanda, kepulauan ini tidak dapat mendapat perhatian pemerintah. Pada tahun 1763 Masehi datang utusan Compagnie Belanda meninjau kangean dan kepulauannya. Kemudian pada tahun 1798 Masehi datang pula peninjau dari Compagnie Belanda berhubung dengan adanya kerusuhan hebat di Kangean yang disebabkan terjadinya kelaparan sehingga diantara golongan pemerintah dibunuh oleh rakyatnya.
 
Di Kangean terdapat sebuah gua yang diberi nama "Gua Kuning". Banyak orang yang menyangka bahwa gua kuning tersebut merupakan tempat bertapanya Putri Kuning (Ibunda Jokotole), tetapi ternyata gua tersebut bukan tempat pertapaannya Putri Kuning karena tempat pertaannya Putri Kuning adalah di Gunung Geger Kabupaten Bangkalan.
Disebuah pualau kecil terletak disebelah barat Pulau Kangean ada satu kuburan yang dikeramatkan oleh orang dipulau Kangean dan sekitarnya. Pulau tersebut bernama Pulau Mamburit dan kuburan keramat itu disebut "Bhuju' Mamburit".
Menurut cerita orang Kangean, kuburan tersebut merupakan kepala dari seorang Sajid yang terkenal sebagai penyebar agama Islam yang terdampar ditepi laut sedangkan badannya tidak diketahui beradaannya.
Diwaktu jaman pemerintahan Belanda sebelum Jepang, Pulau Sapekan yang termasuk daerah Kangean merupakan penghasil ikan pindang yang terbesar bila dibandingkan dengan daerah lainnya di Pulau Madura. Sedangkan hasil lain dari pulau ini adalah kopra dan kayu hutan, kayu bakar dan arang.
Apabila ada orang sebelum jaman Jepang menyebutkan "Boschwezen" maka sebenarnya berarti "Tambang Kangean" karena Kangean merupakan satu-satunya tempat yang menghasilkan "Boschwezen" diseluruh kep[ulauan Madura sehingga pemerinth Balanda saat itu banyak sekali memindahkan orang-orang dari daerah lain seperti Kediri dan Lamongan untuk dipekerjakan di alas "Boschwezen" yang disebut daerah "Tambajangan". Dan pada waktu itu ada pula pemberian ijin (consessie) kepada seorang Formosa bernama Khan Tian Ting untuk mendirikan perusahaan pembuat arang yang terbesar di seluruh Madura.
Pulau Kangean merurapakan salah satu daerah kepulauan yang terletak di bagian timur pulau Madura, bahkan lebih dekat dengan Bali daripada dengan Sumenep (Madura). Kangean juga merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari Sumenep - Madura, yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) mulai dari kekayaan Migas, kekayaan laut dan Hutan dengan kayu Jatinya, dan lain sebagainya. Kekayaan tersebut merupakan salah satu peninggalan Belanda. Bahkan saat ini kekayaan alam kepulauan Kangean menjadi incaran dan target dari berbagai pengusaha / pemodal dalam maupun luar negeri untuk bisa mengelola kekayaan SDA yang ada di kepulauan Kangean.
2.2 Budaya Dan Masyarakat Kangean
Di sana ada sebuah desa yang jumlah masyarakatnya kurang lebih 6000 orang. Desa tersebut terletak di pojok sebelah selatan Pulau Kangean. Desa ini merupakan tempat kelahiran saya, yaitu desa GELAMAN. Dahulu sebelum desa ini dihuni oleh manusia, banyak berkeliaran harimau dan anjing liar karena itulah desa ini terkenal dengan sebutan hutan paling angker dan menakutkan, tapi setelah dihuni oleh banyak manusia maka desa ini tidak lagi menjadi desa yang mengerikan. Konon ceritanya yang pertama kali membabat dan menempati desa ini adalah Datok Karaeng Patatas yang berasal dari luar Pulau Jawa yaitu Makassar. Berselang kemudian maka desa ini menjadi banyak penduduknya karena sebagian masyarakat yang ada di Pulau Kangean tertarik untuk pindah ke desa ini, maklum Datok Karaeng Patatas bukan hanya berdiam tanpa berbuat apa-apa akan tetapi ia menjadi pengajar dan menyebarkan ajaran agama Islam. Mengingat banyaknya penduduk yang datang untuk bermukim sekaligus berguru kepadanya maka terjadilah akulturasi budaya desa ini. Dalam pengamatan penulis sangat banyak budaya yang ada di desa ini, akan tetapi sebagian budaya sudah mulai hilang akibat perpindahan waktu dan generasinya. Budaya yang tetap terpelihara sampai saat ini dan menjadi tradisi masyarakatnya sudah menjadi kebudayaan, karena budaya ini sesuatu yang memenuhi dalam hidupnya seperti diungkapkan oleh salah satu tokoh Antropologi terkemuka Koentjaraningrat, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kalau kita berbicara tentang Kangean tentunya sangat luas sekali karena Kangean itu sendiri terdiri dari beberapa budaya dan bahasa yang sangat beragam, kemudian bersatu menjadi kesatuan yaitu Kangean dengan berbagai istilahnya. Masyarakat kepulauan Kangean termasuk mayarakat yang Plural, kenapa saya katakan demikian? karena kalau kita melihat dan mengamati Masyarakat kepulauan Kangean pada umumnya, mulai dari ujung timur sampai ujung barat sangat banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita temukan mulai dari persoalan; bahasa, dan model-intonasi bahasanya, serta struktur kehidupan social kesehariannya. Bahkan kalau kita tahu ada sebagian tempat di kepulauan Kangean tersebut  dalam aspek bahasa dan model-intonasi bahasanya berbeda-beda walaupun jarak nya hanya dibedakan jalan setapak.
Kalau ditelusuri dan dilihat dari nenek moyang dan kultur masyarakat Kangean itu sendiri khususnya dalam aspek bahasanya, kayaknya lebih mendekati daerah imur yakni seperti; Makassar, Mandar, dan Bugis (Sulawesi). Apalagi di daerah kepulauan Kangean bagian timur khususnya pulau Pagerungan, Sepanjang, Sapeken, Sitabbok dan Saular jelas sekali dengan model bahasanya ada kesamaan dengan Indonesia bagian tomur tersebut yakni disbanding dengan Madura pada umumnya. Hal ini dikarenakan pada zaman penjajahan dahulu, konon banyak sekali pelayar-pelayar yang datang dari kawasan Sulawesi, kemudian mereka menetap dan bermukim di daerah kepulauan Kangean tersebut sampai akhirnya memiliki keturunan turun-temurun, bahkan kebanyakan dari mereka enggan untuk kembali ke tempat asalnya. Lain halnya dengan Masyarakat kepulauan Kangean bagian barat kayaknya lebih condong ke Madura, Jawa, dan ketimur dilihat dari aspek bahasa dan keturunannya, walaupun banyak sekali adanya perbedaan - perbedaan dan kesamaan dalam bahasa kesehariannya. Jadi kalau kita lihat dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa masyarakat kepulauan Kangean terdiri dari beberapa kompleksitas-kompleksitas yakni; dari segi keturunan, bahasa dan budaya kemudian menjadi satu – kesatuan dalam terminology “Kangean”.
Kalau melihat kehidupan budaya masyarakat kepulauan Kangean saat sekarang ini, khususnya yang terkait dengan budaya dan teknologi, hal semacam ini sangat kita rasakan keberadaannya. Ini terbukti dengan pesatnya arus teknologi – budaya luar masuk ke dese-desa seperti; hand Phone (HP), televise (TV), mode pakaian, dan pergaulan anak-anak muda serta beraneka macam parfom yang sekiranya membuat generasi muda kangean terhipnotis dengan itu semua. Akan tetapi menurut mereka itu adalah sebuah kemajuan dan hal yang berbau modern. Padahal itu hanyalah sebuah metos yang di teriakkan oleh para penjajah yang berkedok “modernisasi” dan orang-orang yang memiliki perusahaan besar. Bahkan saat ini, minum-minuman keras sudah menjalar ke masyarakat yang berada jauh di pedesaan-pedesaan.  Masalah tersebut di sebabkan juga oleh pengaruh media yang berkembang pesat dan masuk pada setiap bilik rumah-rumah kita. Dan tidak bisa di pungkiri pula, ini juga disebabkan karena pengaruh orang kangean sendiri yang bekerja diluar Negeri dan generasi muda kangean yang melanjutkan jenjang pendidikannya diluar kangean mulai dari anak-anak SMP, SMU/SMK, dan yang Kuliah di berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia khususnya di daerah Jawa dan Madura yang dudah terkontamminasi dengan budaya luar.
Ketika mereka pulang ke kampung halamannya masing-masing, kadangkala mereka membawa hal-hal yang baru dan penampilan yang juga sama sekali baru untuk ukuran orang Kangean. Dimana hal tersebut menurut mereka sesuatu yang maju dan modern, sehingga seringkali hal semacam ini menjadi sebuah teladan yang kurang baik dan akan mengikis sedikit demi sedikit kekayaan moyang kita akan budaya Kangean itu sendiri. Bahkan kadangkala sebagian kecil dari mereka yang melanjutkan studinya keluar menjadi bahan sorotan dan pembicaraan oleh masyarakat sekitarnya, karena hal itu tidak sesuai dan bertentangan dengan budaya, dan etika Masyarakat kepulauan Kangean pada umumnya.
Untuk menghindari budaya luar yang kurang memberikan teladan yang baik tersebut, setidaknya generasi muda Kangean mesti menyadari bahwa Masyarakat kepulauan Kangean pada umumnya memiliki budaya, moral dan etika sendiri dalam  kesehariannya. Dan generasi muda Kangean seharusnya menyadari kalau tempat kelahiran mereka sedang di serang, dinodai dan di jajah oleh budaya luar (Popular Culture). Sehingga nantinya tidak tergantung dan tidak terpengaruh dengan budaya luar yang sedang menjajah budaya Masyarakat kepulauan Kangean khususnya dan Indonesia pada umumnya. Terkait dengan hal tersebut, setidaknya Pemerintah daerah, Aparat kepolisian dan instansi – instansi yang terkait, serta tokoh – tokoh masyarakat kepulauan Kangean khususnya yang memiliki pengaruh besar hendaknya dan seharusya ikut prihatin, mengawasi dan membendung pada masalah-masalah yang sekiranya itu merugikan dan memudarkan budaya, etika-moral masyarakat pada umumnya. Yang sangat penting dilakukan disini yaitu selalu adanya kerjasama komunikasi yang baik antara pesantren-pesantren yang ada, tokoh Masyarakat dan Aparat Kepolisian yang berwenang untuk membendung itu semua.

Ada tiga budaya yang tetap terpelihara sampai saat ini yaitu : Budaya Gamelan, Budaya Nampanen dan Budaya perayaan Nisfu Sya’ban. Pertama : mengapa disebut Gamelan, menurut salah satu tokoh di desa ini, kali pertama bukan bernama Gamelan melainkan ada sekumpulan orang atau segerombolan orang untuk mempermudah menyebutnya maka diberi nama Gamelan. Budaya Gamelan ini biasanya dilakukan apabila masyarakat di desa Gelaman mau melaksanakan panen padi dalam bahasa kangean (arangge’) yang artinya memanen padi. Perayaan arangge’ di desa ini mesti ditandai dengan berbagai macam perayaan yang dihasilkan dari budaya masyarakat setempat seperti adanya kegiatan pencak silat (mancak) dan adu kebolehan dan kesaktian dari masing-masing orang yang mau memperagakannya. Adu kesaktian ini salah satunya adalah saling bacok antara dua orang atau empat orang maksimal dengan menggunakan pisau, keris dan tombak. Gamelan ini dilakukan malam hari sebelum pelaksanaan panen padi yang bertempat di sawah (lembe) yang mengadakannya. Meskipun kebudayaan ini menjadi tradisi di desa ini tidak semua masyarakatnya mengadakan kegiatan semacam ini, karena dibutuhkan dana yang cukup besar untuk mengadakannya. Biasanya Gamelan ini dilaksanakan oleh orang-orang yang mempunyai kelas sosial tinggi seperti kepala desa, juragan padi , tokoh masyarakat, kiai, dan guru ngaji di Mushalla-mushalla. Kedua : budaya Nampanen. Disebut Nampanen karena pertama kali merayakannya bertepatan dengan hari Senin dalam bahasa Kangeannya (napak are Senin). Biasanya dilaksanakan menjelang puasa Ramadhan kurang lima hari. Pada hari itu masyarakat desa Gelaman membuat limpet (lepet) dan ketupat (katopa’) dan hampir dipastikan antara tetangga satu dengan tetangga lainnya saling memberi dari hasil buatannya (begibe) dan untuk kiai hampir semua masyarakat membawa hasil buatannya. Hal ini dijadikan pemersatu antara individu dan masyarakatnya maupun masyarakat satu dengan masyarakat yang lain. Ketiga : budaya perayaan Nisfu Sya’ban. Perayaan ini sebenarnya hampir semua masyarakat muslim yang ada di tanah air melaksanakannya, akan tetapi ada pelaksanaan yang cukup berbeda dilakukan oleh masyarakat Kangean. Mayoritas masyarakat muslim merayakannya dengan pembacaan Yasin dan do’a Nisfu Sya’ban, berbeda pula dengan masyarakat desa Gelaman. Mereka merayakannya dengan mengadakan kegiatan pengantenan dan penganten ini berbentuk patung yang terbuat dari tanah, untungnya hal ini hanya dijadikan kegiatan hiburan tidak sampai kepada penyembahan-penyembahan terhadap patung yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kemusyrikan. Kebudayaan juga bisa menjadi sesuatu yang berbahaya jika dikultuskan. Budaya ketiga inilah yang sampai saat ini berpersepsi bahwa budaya ini adalah peninggalan-peninggalan orang-orang awam yang ter-imitasi ajaran-ajaran Buddha. Namun saat ini hampir hilang ditandai minimnya masyarakat desa Gelaman untuk melaksanakannya.
Tidak kalah pentingnya untuk diketahui, bahwa di desa ini ada suatu ajaran agama yang bernuansa (syariat) masyhur di kalangan masyarakat muslim dengan sebutan ajaran ABOGE. Aboge merupakan nama dari ajaran ini. Dan penulis baru mengetahuinya, pada waktu penulis masih bersekolah SD. Penulis sama sekali tidak mengetahui bahwa nama ajaran ini adalah ajaran Aboge, hanya saja penulis pernah mendengar bahwa ajaran ini adalah ajaran kitab Mujarrabat yang dibawa oleh salah satu tokoh yang berasal dari Makassar. Dan ajaran ini menjadi madzhab di desa ini. Mengapa ajaran ini dikatakan ajaran Mujarrabat? Karena kitab ini dijadikan pedoman dalam kesahariannya oleh masyarakat di desa ini, di samping itu ada ajaran yang sangat unik di dalam kitab itu, terkait dengan penentuan tanggal 1 Muharram dan penentuan tanggal setiap bulannya mengikuti rumus yang ada dalam kitab Mujarrabat. Tidak mengikuti kelender Hijriah yang menjadi kesepakan para ulama’ di seluruh dunia. Tidak hanya penentuan tanggal yang ada dalam kitab Mujarrabat ini yang dijadikan sebuah ajaran oleh masyarakatnya, melainkan juga percaya kepada hitungan-hitungan angka untuk mencari hari yang dianggap menyelamatkan dan menguntungkan jika mengimaninya.
Untuk ajaran Aboge seringkali masyarakat di desa ini dalam pelaksanaan dua hari raya dan pelaksanaan tanggal 1 Muharram maupun pelaksanaan hari-hari besar lainnya tidak sama dengan masyarakat muslim pada umumnya. Salah satu tokoh Aboge Ustad Ahmadullah mengatakan bahwa ajaran semacam ini tidak bisa dirubah karena merupakan peninggalan nenek moyangnya. Ia pun mengaku bahwa ajaran yang diikutinya merupakan ajaran Islam hanya ikhtilaf (berbeda) saja dengan ajaran Islam yang berlaku pada masyarakat muslim yang lain.
Banyaknya pemuda-pemuda desa Gelaman yang sudah berpendidikan tinggi sudah mampu mengurangi masyarakat yang mempercayai ajaran ini. Sebagian pemuda membuat organisasi penyelamat syariat Islam dan persatuan pemuda Gelaman. Diantara berbagai program yang direncanakannya adalah pemurnian dan pemahaman kembali ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya disesuaikan dengan ajaran Ahlusunnah wal Jama’ah.
2.4 PARIWISATA KANGEAN
Bicara soal Kangean tidak pernah lepas dari masalah potensi dan eksestensinya. Masyarakatnya yang plural dan budaya yang beragam, inilah yang menciptakan keunikan pulau Kangean.
Bukan hanya Bali, Kangeanjuga memiliki tempat-tempat yang Indah lainnya yang potensial sebagai tempat tujuan wisata. Kangean adalah salah satu pulau di Sumenep yang memiliki tempat wisata darat
dan wisata laut yang cukup memikat perhatian masyarakat. Baik masyarakat local maupun dari luar Kepulauan Kangean. Tapi sayangnya,
sampai saat ini masih banyak yang tidak menyadari keberadaannya.
Dengan kesulitan ekonomi Kangean saat ini, maka usaha-usaha ekonomi berbasis kekuatan local[]dapat menjadi harapan. Salah satunya adalah obyek-obyek wisata yang terbesar di pulau Kangean. Untuk itulah insan-insan pariwisata Kangean harus mampu mencari strategi-strategi yang tepat untuk mengatasi hambatan bisnis ekonomi maupun hambatan politik dan budaya dari luar untuk maju menjadi salah satu peluang dan alternative, paling sedikit dengan tujuan mencegah pariwisata Kangean menjadi terkikis.
Strategi atau langkah –langkah apakah kiranya didalam kepariwisataan yang perlu dilakukan, khususnya untuk ikut menggairahkan ekonomi
dalam negeri
Pengembangan pariwisata di pulau
.Kangean hendaknya tidak terlepas dari arah pengembangan kebudayaan local Kangean itu sendiri. Dengan kata lain, dalam kebudayaan local itulah hendaknya terletak landasan bagi kebijakan pengembangan wisata.
Kebudayaan local merupakan wadah pembentukan karakter dan sikap masyarakat dan sikap mayarakat Kangean, yang akan membuat lebih mampoenya Kngean dalam menghadapi tentang kehidupan dan waktu kewaktu. Kita telah seppakat[]bahwa Kangean menjadi jaya dan indah berdasarkan dinamika pluralisme, tetapi kukuh menjadi satu sebagai keluarga besar dalam kebersamaan dan mutualitas Bhinneka Tunggal Ika. Dalam konteks inilah pengembangan pariwisata harus di lkukan agar tidak mengorbankan cita-cita pembangunan karakter Kangean.
Dalam pembangunan wisata bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membuka kesempatan berusaha dan lapangan kerja serta pemerataan pembangunan dibidang pariwisata. Pembangunan pariwisata yang berkesinambungan akan memberikan manfaat social budaya, social ekonomi masyarakat dan daerah, serta terpeliharanya mutu lingkungan hidup. Meningkatkan kepuasan wisatawan dan memperluas pangsa pasar. Dan menciptakan iklim yang kondusif bagi pembangunan pariwisata Kangean.
Dalam hal ini Pemerintah Daerah diharapkan mampu untuk kemampuan daerah[]dan kebutuhan wisatawan. Dengan kata lain, kepentingan wisatawan memang tidak boleh terabaikan, namun sebaliknya, tuntutan dan minat pariwisata mereka pun tidak boleh merusak daya tarik utama daerah wisata kangean, baik yang berupa ekologi, obyek-obyek wisata [termasuk peninggalan sejarah], adapt-istiadat dan kesenian setempat yang khas.
Unsur-unsur kebudayaan local, terutama kesenian local sebagai daya tarik wisata, yang harus kita jaga kelestariannya. Hal itu perlu dilihat dari segi jangka panjangnya, yankni bahwa ke khasan budaya local dapat menjadi modal dasar jangka panjang untuk memberi substansi kepada manifesto budaya kita, “Bhinneka Tunggal Ika”, yang harus tetap di pertahankan. Seni budaya local yang harus itu bahkan perlu di matangkan melalui proses improvisasi dan pengayaan , agar tetap akan menjadi daya tarik bagi para wisatawan, yang pasti juga akan makin menuntut kualitas akibat tajamnya persaingan budaya. Dengan cara itulah maka kepentingan kepariwisataan dapat menjadi sinkron dengan kepentingan mematangkan dan memperkokoh kepribadian nasional.
Namun yang menjadi kendala saat ini adalah kualitas sumber daya manusia, khususnya mengenai landasan pola pikir dalam melihat kegiatan pariwisata oleh masyarakat setempat. Hingga saat ini masih banyak di temukan adanya tingkat pengetahuan , pemahaman dan kesiapan masyarakat setempat yang masih rendah dalam menerima kegiatan pariwisata dan pengembangannya. Kangean masih termasuk unggul dari obyek wisata dan atraksi budaya yang bisa disajikan. Melalui cara itu, citra Kangean dapat di tingkatkan, dan kesan baik masyarakat luar terhadap Kangean dapat di tumbuh kembangkan.
Landasan pola pikir yang di perlukan dalam pengembangan dunia wisata adalah pola pikir yang berorentasi pada kebersamaan [mutuality]. Hal ini harus di tanamkan sebagai salah satu kebijakan dalam pengembangan kebudayaan local.
Sebaliknya, melalui pola pikir kebersamaan dan kerjasama, banyak kemajuan akan dapat di capai oleh dunia pariwisata. Di tingkat praktek, landasan pola pikir yang berorentasi pada kebersamaan dan kerjasama dapat di tunjukkan, misalnya, dalam pemberian izin operasional pada berbagai sarana-sarana pariwisata yang baru. Pemberian izin usaha biro perjalanan wisata dan hotel harus di upayakan untuk bisa meningkatkan kerjasama antara jenis-jenis usaha pariwisata itu sebagai suatu kekuatan bersama dalam membangun pariwisata Kangean agar mampu menjadi tuan di negerinya sendiri. Dengan cara itu dapat pula di kurangi ketergantungan insane pariwisata kita pada selera dan kepentingan pihak asing.
Hampir semua masyarakat Kangean mengenal Pantai Celghung, dan Tanjung Pongka’[TP], yang berada di bagian barat pulau Kangean. Bahkan masyarakat dan daerah lain sudah sangat mengenal tempat wisata tersebut, terutama momen-momen lebaran sering menjadi sasaran utamanya. Masyarakatpun menjadikan kedua tempat tersebut sebagai pariwisata yang sangat potensial untuk di kembangkan.
Hampi setiap hari minggu banyak masyarakat Kangean yang menyempatkan berekreasi di tempat tersebut. Namun ironisnya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan tempat wisata lainnya. Selain karena masih banyak yang lebih suka memilih wisata pantai, lemahnya promosi wisata darat yang di lakukan sebagian masyarakat merupakan salah satu factor “terlupakannya” tempat wisata ini.
“Goa Kuning” tempat wisata yang terletak di sentral Kangean cukup mudah di jangkau oleh masyarakat yang hendak berekreasi di tempat tersebut. Lokasinya tepat di sekitar kawasan perkebunan bukit utara atau sekitar 1½ km dari Kota Arjasa.
Diutara pantai kangean tersebut, kalau sore bayak ikan lumba-lumba yang sedang bermain, jarak dari pantai sekitar 500 meter, biasanya ikan lumba-lumba dapat di lihat sekitar pukul 15-18 sore. Bukan hanya itu di pulau mamburit, sekitar 450 meter sebelah barat kangean, menyimpan keindahan laut, mungkin satu-satunya pulau di sumenep memiliki terumbu kaeang yang sangat luas dan indah, namun pemda sumenep tutup mata dengan keindahan laut tersebut.

Padahal keindahan terumbu karang di pulau mamburit sudah masuk dalam dafter untuk di jadikan taman laut, namun sampai saat ini terbengkalai. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2006. feri kepala bagian Tata Ruang di DKP Pusat mengatakan kepada wartawan media ini di ruang kerjanya. Pulau tersebut sudah di rencanakan untuk di jadikan Taman Laut terbesar di Asia, mengingat terumbu karang yang ada di pualau tersebut sangat luas dan indah, sehingga dapat mengundang wisatawan local dan mancanegara.

Masih menurut Feri, program sudah kami buat, bahkan sudah ada buku panduannya, tinggal bagaimana daerah tingkat I dan II melaksanakannya, kata Feri. Bukan hanya itu dapat mengundang wisatawan, namun ada tiga titik tempat wisata yang menarik, seperti Goa Kuning, dahulu kala Goa tersebut tempat bertapanya seorang puteri cantik yaitu Puteri Kuning yang di duga ibunda Joko Tole (Raja Sumenep).

Goa Petteng, Goa ini sangat menyeramkan karena goa tersebut sangat gelap, namun di dalamnya goa tersebut sangat menarik karena ada peralatan tidur lengkap yang terbuat dari batu. Air Mancur Alami, tempat ini terletak di Desa Daandung, Air Mancur ini tumbuh secara alami, tanpa di gerakkan memakai mesin, tempat tersebut cocok untuk di kelola di jadikan perusahaan air, guna memenuhi konsomsi local, tapi hingga saat ini belum dikelola.

A.AIR TERJUN AENG BUTON

Beberapa hari yang lalu di pulau Kangean dihebohkan dengan ketemukannya Air Terjun berketinggian 3-4 meter oleh masyarakat setempat. Adapun telah air terjun itu ada di dusu Aeng Buton desa Torjek Kecamatan Kangayan. Sementara masyarakat pulau Kangean menamakan air terjun tersebut dengan di sebut Air Terjun Aeng Buton. Diharapkan dengan diketemukan air terjun tersebut menambah kekayaan wisata di Kepulauan Kangean, sampai saat ini di pulau kangean sudah ada beberapa obyek wisata yang sering di kunjungi oleh masyarakat local (orang kangean sendiri).

Agak kebarat dari tempat ketemukannya Air Terjun Aeng Buton di sana ada tempat wisata yang dinamakan Olbek. Daerah ini masuk wilayah Kecamatan Kangayan merupakan sumber air yang tak kujung henti menghembuskan air walaupun di musim kemarau, sumber ini cocok untuk di kelolah oleh perusahaan Air Minum. Tempat ini kalau hari minggu atau hari libur lainnya sangat ramai di kunjungi oleh wisatawan local khususnya anak-anak muda pulau Kangean untuk sekedar MEJENG.

B.Air Kelamin' Berkhasiat di Kangean

(foto: 
ikhsanhafiyudin.blogspot)
(foto: ikhsanhafiyudin.blogspot)
PENINGGALAN sejarah memang banyak keunikannya. Dari artistiknya hingga daya magis yang cukup kuat. Seperti sebuah batu yang cukup unik di Kangean, Madura, Jawa Timur.

Batu ini disebut unik karena memiliki bentuk seperti alat kelamin pria dan alat kelamin wanita. Menariknya dari kedua bentuk alat kelamin ini keluar air yang dipercaya berkhasiat penuh dengan kekuatan magis.

Lokasi Kangean sendiri berjarak sekitar 100 km dari Sumenep, Madura. Transportasi yang ada saat ini adalah kapal laut yang dikelola oleh PT. Dharma Lautan Indonesia dan Sumekar Line (milik Pemkab Sumenep). Dengan transportasi ini masyarakat Kangean dapat pulang-pergi ke pulau Madura hampir setiap hari. Rata-rata waktu tempuh ke pulau Kangean sekitar 3 jam dari pelabuhan Kalianget.

Kangean adalah gugusan pulau yang terletak di sebelah ujung timur Pulau Madura, Laut Jawa. Kepulauan ini terdiri dari sedikitnya 60 pulau, dengan luas wilayah 487 km². Pulau-pulau terbesar adalah Pulau Kangean (188 km²), Pulau Paliat, dan Pulau Sapanjang. Pulau Kangean bagian timur terdapat pegunungan dengan puncak tertingginya 364 m.

Di Desa/Kecamatan Kangayan (Pulau Kangean), Sumenep, Madura mempunyai sesuatu yang unik yaitu Sumber Palak-Palak. Sumber air terletak di tengah hutan lindung yang mengeluarkan air dari batu besar berbentuk kemaluan seorang laki-laki dan wanita. Air batu itu dipercaya mempunyai kekuatan magis.

Sumber palak-palak yang sudah ratusan tahun menghidupi masyarakat setempat saat ini dipercaya mengandung kekuatan magis. Selain airnya untuk mengaliri lahan pertanian dan kebutuhan masyarakat, sumber ini juga banyak didatangi warga yang sulit mempunyai anak dan sulit mendapatkan jodoh.

Ibaratnya, batu besar yang menyerupai alat kelamin manusia dan keluar air sangat deras itu menjadi obyek wisata dadakan. Para pengunjung laki-laki biasanya lebih tertarik pada batu mirip kemaluan perempuan, sedangkan pengunjung wanita justru mendekati batu yang mirip lawan jenis itu.

Air yang keluar dari satu batu dan berbentuk dua kemaluan manusia lain jenis itu menjadi sasaran para pengunjung. Mereka tidak segan-segan meminum langsung airnya guna terkabul hajatnya. Khususnya, yang sulit mempunyai jodoh atau sulit mempunyai keturunan.

Untuk sampai ke tempat tersebut, dari Kecamatan Kangayan menuju ke arah selatan sekitar 5 kilometer. Lalu menyusuri jalan setapak sekitar 700 meter dan bisa dilalui sepeda motor. Lokasi pun sangat alami dan berjarak sekitar 500 meter pada pemukiman warga.

Sumber Palak-Palak tersebut merupakan potensi alam yang perlu dikembangkan, sebab kondisinya sangat alami dan indah serta mempunyai ciri kekhasan plus benar-benar unik. Sayangnya hingga kini pemerintah daerah setempat belum mengupayakan secara maksimal, terutama menjadi tujuan obyek wisata alam. Sebab bila dikelola dengan baik maka akan menambah dan meningkatkan PAD tentu saja perekonomian masyarakat setempat akan berputar cepat.
2.4 SATWA DI KANGEAN.
Ayam bekisar merupakan ayam bersuara khas, hasil persilangan antara ayam hutan dan ayam kampung. Karena ke khas-an suaranya itulah, harga ayam bekisar bisa mencapai jutaan rupiah. Karena harganya yang melangit, warga Kangean akhirnya mencoba menangkarkannya dengan cara tradisional. Seperti yang dilakukan Muhammad Ali, warga Desa Torjak, Kecamatan Kangayan, Pulau Kangean, Sumenep. Dengan bermodal tiga ekor ayam hutan jantan, dikawinkanlah ayam itu dengan ayam kampung betina.
Caranya, ayam kampung betina dipendam sebagian tubuhnya ke dalam tanah dan pada bagian sayapnya dipasangi bambu. Ini dilakukan sebagai penahan agar ayam tidak lari. Selanjutnya, ayam hutan jantan yang ada di dalam sangkar dikeluarkan.  Tapi sebelumnya, nafsu ayam hutan jantan harus dipancing dulu dengan menggunakan ayam hutan betina. Karena, ayam hutan jantan biasanya tidak mau dikawinkan langsung dengan ayam kampung betina.  
Setelah nafsu ayam hutan jantan memuncak, Mohammad Ali kemudian menyodorkannya ke ayam kampung betina sehingga terjadilah proses perkawinan.  Agar benih yang ada di rahim ayam betina kampung aman dan tidak hilang, Mohammad Ali memasang pengaman dari potongan batok kelapa yang di bagian belakang ayam betina kampung. Hal tersebut dimaksdukan agar tidak terjadi perkawinan antara ayam kampung betina dan ayam jantan lainnya di luar jenis ayam hutan.  
Untuk memperoleh bibit ayam bekisar yang bagus, pejantan ayam hutan dan ayam betina kampung harus dari jenis yang unggul, sehat dan memiliki bulu tebal.  Kalau memang mau bibit keturunan ayam yang mahal, pejantan ayam hutan dan betina harus dipilih dari jenis yang unggul. Nantinya, anak ayam akan mengikuti induknya, jelas M Ali.
Ayam kampung betina yang sudah bertelor dari hasil perkawinan dengan ayam jantan hutan kemudian ditetaskan oleh induk ayam kampung betina. Namun anak ayam yang menetas tidak semuanya menjadi bibit ayam bekisar. Dari sepuluh telur ayam yang menetas, kemungkinan yang jadi ayam bekisar hanya tiga sampai lima anak ayam saja.
Hasilnya, ayam bekisar yang sudah bersuara cukir harganya sangat mahal, mencapai Rp 5 juta. Sedangkan anak ayam bekisar yang baru dipisah dari induknya sekitar Rp 250 ribu hingga Rp 750 ribu.  Untuk mendapatkan keuntungan atas hasil perkawinan ayam-ayamnya itu, Mohammad Ali biasanya memenuhi permintaan penghobi ayam bekisar di Jakarta, Yogjakarta, Solo dan Surabaya.
Umumnya, permintaan ayam bekisar itu digunakan untuk ayam aduan. Karena, ayam bekisar yang sering memenangkan perlombaan suara, harga jualnya mencapai puluhan juta rupiah. (san/eda)
DAFTAR PUSTAKA
www.google.comasal mula kepulauan kangean.abdul.blogspot.com
http://www.google.com.pariwisata.kangean wropress.com
http://www.google.com.budaya
http://www.google.com.kangean.kangeanblogspot.com


Kamis, 03 Mei 2012

cerpen


Keikhlasan cinta
By: ahmad qadafi
Pagi itu hampir saja aku melewatkan kegiatan rutinitasku, untung saja aku pasang alarm hpku pas jam 02.30 wib dini hari, akupun bangun setiap malam yang tinggal sejengkal menuju pagi. Ketika semuanya masih terlelap tidur akupun bangun untuk bercinta dengan tuhanku, melaksanakan sholat tahajjud. Fajar memuncak menari – nari ayam ber ko – kok saling menghibur suasana hati ,sahutan suara adzan sholat subuh telah berkumandang. Yach..! pagi sudah tiba akupun pergi kemasjid dan sholat subuh. Pagi ini hatipun terasa tenang meski banyak tugas kuliah yang masih belum diselesaikan. Aku moh. Azzam al fatih seorang mahasiswa S-2 di salah satu pondok pesantren terkenal di negeriku. Matahari senja sudah terang akupun berangkat dengan harapan menimba ilmu tentang agamaku. Kampus memang selalu ramai namun hanya mahasiswa tidak ada mahasiswi dalam lingkungan kampusku karena berbasis islam yang syarie. Gerimis hati mengundang kegelisahan melihat wanita seusiaku beriringan dengan dosen pengajarku bu Fatimah dia beriringan dengan wanita cantik dan selalu menundukkan pendangannya. Aku melihat dari kejahuan melewati lorong – lorong kampusku menuju  gedung rektorat. Detak jantung berdetak  kencang dan hati selalu bertanya ya allah siapa makhluk itu? Dalam hatiku berkata, astagfirullah hal adzim!!!…. Maafkan aku yaa allah jangan jadikan syahwatku ini maksiat untukmu!.. kataku kaget dengan suasana hatinya.
Tiba – tiba sahabatku datang, assalamu alaikum wr wb..? salam dia untukku. Wa alaikum salam wr wb.! Jawabku. Sobat apa kabar hari ini kok bingung saja?. Kata zahrul dia temen satu jurusanku sekaligus sahabatku. Maaf saya tidak bingung cuman saya heran saja kenapa kok ada akhawat tadi yang masuk ke area kampus kita padahal kampus ini peraturannya tidak boleh ada akhwat masuk ke area kampus putra kecuali ada kepentingan terhadap pihak lembaga. Tanya sekaligus jawab pertanyaan zahrul. Ohhh…. Itu tadi dia putrinya pak kiyaie rector kampus kita, dia baru saja lulus gelar S – 1 dari universitas AL azhar di mesir namanya kalau tidak salah Naila azzahwa!!. Jawab sahrul dengan raut wajah yang serius. Subhanallah!!!kaget mendengar namanya yang indah seperti butir – butir syair cinta klasik mesir, langsung dipotong oleh zahrul dengan berkata. Eh.. kamu kenapa biasala sob.!! Kata zahrul. Tidak kenapa – kenapa Cuma kagum aja sama namanya!!!, jawabku. Kagum atau ada yang dikagumi?,Tanya zahrul. Maksudnya ? Tanya balik aku. Ya gitu dech, eh sudah masuk nich!!! Jawab zahrul dengan rasa keburu – buru.
Hari kemaren telah berlalu, aku diserang rasa kagum ataukah cinta pada zahwa anak pak kiyae itu, aku berdzikir tetapi bayangannya dia larut dalam dzikirku, akupun berdo’a tetapi dia juga larut dalam bait – bait do’aku sampai akupun tertidur lelap. Krrrrrrrrrrrrrr bunyi alarm berdering memanggil aku untuk melaksanakan kegiatan rutinitasku, pas jam 2 dini hari akupunn kaget dan langsung bangun, astagfirullah hal adzim sudah jam 2,…!!! Lirihku dengan rasa kaget. Aku seperti biasa melalui kegiatan rutinitasku sholat tahajjud sampai suara adzan subuh memanggilku untuk beranjak ke taman surga allah swt.
Pagipun tersenyum kembali dengan sinar yang cerah menyapu wajahku dari arah timur aku berangkat ke kampus, tidak biasanya hati ini gelisah dan resah padahal tugas kuliah sudah diselesaikan. Aku berjalan melewati lorong – lorong kampus sambil menundukkan pandangan tiba – tiba aku mengakat pandanganku tertuju lepas beratatapan dengan wanita yang bersinar wajahnya disebelah dosen sastra arab bu fatmala. Dia adalah naila azzahwa, hatiku seakan disiram embun pagi dengan kesejukan dari surgawi, melihat matanya yang indah seindah rembulan dan aku berkata dalam hatiku, ya allah… inikah salah satu penghuni surgamu yang kau janjikan kepada ummatmu. Hatiku yang gelisah seakan tenang dan sejuk meski hari sedikit panas. Aku masuk ke dalam kelas dengan keadaan hati yang berbunga – bunga aku di dalam kelas diam  tanpa kata  sambil tersenyum sendiri entah kepada siapa aku tersenyum, selama hidupku aku  tak merasakan suasana hati seperti ini.
Hari kemaren larut dengan dengan cerita hati yang terbuai oleh asmara yang tak pasti, tapi hari- haripun tersa sepi, entah kenapa zahwa tidak hadir lagi dalam pandanganku, aku merasa ada yang hilang dalam hati ini. Akupun berangkat untuk menghilangkan rsa penat ini keperpustakaan pusat kota,akupun membaca novel butir – butir cinta disana, karangan habiburrahman el –shirazy. Akupun larut dengan isi novel hingga ternyata hari sudah sore, astagfirullah sudah sore, lirihku dengan rasa kaget. Akupun langsung bergegas pulang tiba – tiba  didepan parkiran motor perpustakaan, mataku tertuju ke sebrang jalan disana, mataku tertuju kepada pandangan sosok seorang akhwat yang selama ini aku rindukan yang seakan – akan dia menunggu angkutan umum kota.
Tanpa habis fikir, akupun mengambil daun pohon yang berserakan di depan perpustakaan, dan langsung menuliskan beberapa bait puisi buat dia dengan isinya
                          Wahai ciptaan tuhan
  Engkau selalu memberikan cahaya bagiku
Matamu yang indah selalu menusuk hatiku,
Jika aku boleh berkata satu hal untukmu,
Salahkah aku mengenalmu wahai kaum hawa
Yang diciptakan oleh allah swt…….
                                    By. Moh. Azzam al fatih
Akupun menitipkan daun yang berisi puisi ini kepada anak kecil pengamen jalanan agar dikasih ke zahwa diseberang sana, anak kecil itu berlari menuju zahwa ternyata zahwa mengambilnya tiba – tiba angkot menutupi dia, padahal aku pengen melihat expresi wajahnya, aku  sedikit kecewa sambil tidak memalingkan diri dari varah dimana dia berdiri, tiba – tiba akupun tidak sengaja berpaling kearah dia berdiri tadi, aftagfirullah hal adzhim, subhanallah, kataku kaget. Dia masih berdiri dan tersenyum indah kepadaku. Akupun merasa seakan dunia ini indahnya dikalahkan oleh senyum dia yang mereka, dan dia menaiki angkutan. Akupun merasa ada energy baru dari suasana hati yang semakin kuat bahwa dia juga memilikin perasaan yang sama kepadaku.
Tak terasa Hari , minggu bahkan bulan sudah berlalu aku masih sabur dengan dengan sosok seorang zahwa, aku tidak mengenalnya dengan dekat hanya lewat senyum itu aku mengenalnya.
Pagi sudah senja selang beberpa menit kemudian datang seorang petugas humas kampus yang menghampiri kamar aku, sambil mengucapkan salam dan menanyakan sesuatu, assalamu alaikum wr wb? Salam petugas humas kampus, wa alaikum salam wr wb.    Maaf maz ini benar kamar asrama moh. Azzam al fatih?tanya petugas humas dengan kerendahan dan kesopannannya. Iya benar!! Jawabku dan bertanya, ada apa mas?, ini ada paket dari pos. jawab petugas humas kampus itu, kalau boleh tau dari siapa yach maz? Tanyaku lagi. Maaf saya kurang tau soalnya tidak ada nama pengirimnya di blangkonya, jawab petugas humas dengan wajah sedikit buru – buru . ya sudah makasih banyak maz, kataku. Iya sama – sama,  assalamu alakum jawab petugas humas sambil dilanjutkan dengan salam. Aku menjawabnya wa alaikum salam. Aku duduk dibangku belajarku sambil perlahan membuka paket itu. Ternyata isi paket itu novel butir – butir cinta yang tinggal beberapa halaman yang belum aku tamatkan. Akupun berlahan membuka halaman – halaman novel itu,tidak tau kenapa ada kertas kecil warna merah jambu jatuh dari halaman novel tersebut. Ternya kertas itu berisi puisi dengan isinya
Wahai kaum adam
Engkau tak pernah salah mengenalku
Engkau tak pernah haram mengagumiku
Manusia diciptakan untuk berpasangan
Tapi maaf waktu dan kesempatan tidak mengizinkan untuk kita
Saling mengenal lebih jauh, karna akupun harus
Beribadah dengan imamku yang telah dipilihkan oleh allah swt….
Tapi engkau telah mampu menempatkan sosokmu
Dibagian posisi hatiku……………..
Maafkan aku……….
                                                By. Naila azzahwa.
Setelah membaca puisi itu, aku sedikit meneteskan air mata entah kenapa seakan aku tak punya harapan lagi untuk mengenal zahwa dan harus mengubur tentang sosoknya dalam memory ingatan jiwa ini. Aju berangkat ke kampus dengan hati yang seakan tak berenergi lagi dan merasa lesuh, berangkat melewati lorong kampus, kemudian selang beberapa menit ada suara memanggilku. Heyyy fatih assalamu alaikum.?!. panggil zahrul dengan sabungan salam,  hey zahrul wa alaikum salam wr wb!!jawabku, langsung menanyakan sesuatu, ada apa sob??? Tanyaku ke zahrul. Zahrul menanyakan balik tidak menjawab pertanyaanku, mendengar kabar tidak? Tanya zahrul. Saya tidak mendengar kabar, kabar apa? Tanyaku langsung. Zahwa akan dinikahkan besok malam jum’at  dengan tunangannya yang baru lulus S – 2 di kairo anak seorang pejabat! Jawab zahrul dengan suara yang tegas dan meyakinkan. Alhamdullah semoga dia adalah yang terbaik dan mampu menjadi pemimpin dalam keluarganya!jawabku dengan hati tambah resah dan rapuh. Zahrul Tanya lagi, kamu mau tidak datang ke akad nikahnya di masjid al hikmah  masjid  pusat pesantren ba’da sholat magrib. Insyaallah!! Jawabku, yaa  sudah kita masuk dulu ke kelas, kataku.
Malampun aku harus tidak bisa tidur besok malam adalah malam dimana harus mengubur dan membuang perasaanku terhadap zahwa. Aku  sholat tahajjud memohon ketenangan hati dan ampunan kepada allah , karena telah menggetarkan hati seorang yang telah dikhitbh oleh orang lain , sampai pagipun aku tidak keluar kamar asrama aku merasa berdosa dan harus bertaubat, mengaji memohon ampun berdo’a dan bersujud kepada allah hingga tak terasa sore sudah tiba dan suara adzan ashar memanggilku untuk larut, aku bergegas sholat ashar dan setelah sholat ashar dan berdo’a aku teringat dengan akad nikah zahwa. Aku harus hadir ke akad nikah zahwa meski sakit rasanya, demi kebahagiaan zahwa dan menghormati pak kiyae. Senja sudah memerah semua masyarakat pesantren menuju masjid pusat yang megah.
adzan magrib berkumandang dan sholat berjemaah layaknya di masjid al aqsha madinah sangat ramai karena undangan dan kerabat pak kiyae semua datang dari seluruh penjuru kota negeri ini. Tetepi aku tidak melihat calon mempelai suami dari zahwa, dimana dia? Tanyaku pada diriku sendiri. Semuanya menunggu , pak kiyae yang sedang berdzikir dengan lirih yang mendalam tiba – tiba dia berdiri dan bergegas keluar masjid dan menuju rumahnya yang tidak jauh di depan masjid. Aku berfirasat ada yang kurang baik , adzan isya sudah berkumanadang acara ini masih belum dimulai.
Pak kiyae menjadi imam sholat isyak dan semua undangan sholat berjemaah, setelah itu pak kiyae pergi kerumahnya dan menerima telfon. Assalamu alaikum  wr wb, apa ini pak kiyae mahfud as ad?? Tanya orang yang ditelfon itu. Wa alakum salam wr wb, iya benar ada apa ini siapa?? Tanya balik pak kiyae. Mohon maaf pak ini dari rumah sakit islam cendikiawan memberitahu bahwa khairul fahri kecelakaan dan tidak dapat diselamatkan. Pak kiyae kaget dan memanggil zahwa. Zahwa sini nak, aba mendengar berita bahwa calon suamimu dia berpulang kerahmatullah, dia kecelakaan sebelum kesini , zahwa meneteskan air mata, dan pak kiyae bertakata. aba pasrah kepadamu acara ini harus berlanjut dulu tapi apakah zahwa punya calon suami yang mungkin dari mahasiswa sini, karena aba juga tidak mengecewakan hati ummat yang datang kesini, kata pak kiyae. Maaf aba zahwa hanya takut kepada allah dan patuh kepada orangtua, tapi insyaallah pilihan dari zahwa tidak akan salah dia adalah moh. Azzam al fatih mahasiswa S2 juurusan tarbiyah.
Alhamdullah, iya aba percaya sama kamu zahwa, jawab pak kiyae. Pak kiyae langsung masuk  ke masjid menuju mimbar dan mengatakan sesuatu di mimbar dan berkata, mohon maaf sehubung dengan calon suaminya putrid saya kena musibah, dia telah dipanggil ke rahmatullah, tetapi acara ini harus berlanjut dengan ketentuan ada calon mempelai laki – laki yaitu moh azzam al fatih. Semua mata tertuju kepadaku, ami dan abiku yang menjadi salah satu undangan kaget, silahkan fatih kedepan dan kedua orang tuanya, akupun mendekat kepada pak kiyae dengan perasaan hati yang sedih dan bahagia padahal hati ini sudah ikhlas karena aku tidak pantas bersanding dengan anak pak kiyae besar sementara aku bukan lulusan dari al azhar mesir , tapi mungkin ini takdir dan scenario allah s.w.t. aku mengungkapkan rasa cintaku kepada zahwa didepan pak kiyae sebagai penghulu pernikahanku dan disaksikan beribu – ribu umat dengan izin allah aku bersanding dengan zahwa…………..

NORMA-NORMA DALAM MASYARAT INDONONESIA


NORMA-NORMA DALAM MASYARAT INDONONESIA
2.1 Pengertian Norma, Kebiasaan, Adat-istiadat dan Peraturan
                   Setiap individu dalam kehidupan sehari-hari melakukan interaksi dengan individu atau kelompok lainnya. Interaksi sosial mereka juga senantiasa didasari oleh adat dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya interaksi sosial di dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lain sebagainya.
Masyarakat yang menginginkan hidup aman, tentram dan damai tanpa gangguan, maka bagi tiap manusia perlu menjadi pedoman bagi segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup, sehingga kepentingan masing-masing dapat terpelihara dan terjamin. Setiap anggota masyarakat mengetahui hak dan kewajiban masing-masing. Tata itu lazim disebut kaidah (berasal dari bahasa Arab) atau
norma (berasal dari bahasa Latin) atau ukuran-ukuran.
       Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud: perintah dan larangan. Apakah yang dimaksud perintah dan larangan menurut isi norma tersebut? Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik. Ada bermacam-macam norma yang berlaku di masyarakat. Macam-macam norma yang telah dikenal luas ada empat, yaitu:

a. Norma Agama : Ialah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-perintah, laranganlarangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa berupa “siksa” kelak di akhirat. Contoh norma agama ini diantaranya ialah:
a) “Kamu dilarang membunuh”.
b) “Kamu dilarang mencuri”.
c) “Kamu harus patuh kepada orang tua”.
d) “Kamu harus beribadah”.
e) “Kamu jangan menipu”.

b. Norma Kesusilaan : Ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia. Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan. Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat manusia. Contoh norma ini diantaranya ialah :
a) “Kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”.
b) “Kamu harus berlaku jujur”.
c) “Kamu harus berbuat baik terhadap sesama manusia”.
d) “Kamu dilarang membunuh sesama manusia”.

c. Norma Kesopanan : Ialah norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat menghormati. Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.
Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat.
Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi segolongan masyarakat, mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian. Contoh norma ini diantaranya ialah :
a) “Berilah  tempat  terlebih  dahulu   kepada   wanita   di dalam   kereta  api,  bus   dan  lain-lain, terutama wanita yang tua, hamil atau  membawa  bayi”.
b) “Jangan makan sambil berbicara”.
c) “Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tempat” dan.
d) “Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua”.


     Kebiasaan merupakan norma yang keberadaannya dalam masyarakat diterima sebagai aturan yang mengikat walaupun tidak ditetapkan oleh pemerintah. Kebiasaan adalah tingkah laku dalam masyarakat yang dilakukan berulangulangmengenai sesuatu hal yang sama, yang dianggap sebagai aturan hidup . Kebiasaan dalam masyarakat sering disamakan dengan adat istiadat.
Adat istiadat adalah kebiasaan-kebiasaan sosial yang sejak lama ada dalam masyarakat dengan maksudmengatur tata tertib. Ada pula yang menganggap adat istiadat sebagai peraturan sopan santun yang turun temurun Pada umumnya adat istiadat merupakan tradisi. Adat bersumber pada sesuatu yang suci (sakral) dan berhubungan dengan tradisi rakyat yang telah turun temurun, sedangkan kebiasaan tidak merupakan tradisi rakyat.


d. Norma Hukum : Ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat dipertahank`n dengan segala paksaan oleh alat-alat negara, sumbernya bisa berupa peraturan perundangundangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama. Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa, sanksinya berupa ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan-peraturan hukum bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara. Contoh norma ini diantaranya ialah :
a) “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain, dihukum karena membunuh dengan hukuman setingi-tingginya 15 tahun”.
b) “Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan mengganti kerugian”, misalnya jual beli.
c) “Dilarang mengganggu ketertiban umum”.
                   Hukum biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan yang tertulis, atau disebut juga perundang-undangan. Perundang-undangan baik yang sifatnya nasional maupun peraturan daerah dibuat oleh lembaga formal yang diberi kewenangan untuk membuatnys.Oleh karena itu,norma hukum sangat mengikat bagi warga negara.
dangan.
Dalam pergaulan hidup di masyarakat terdapat 4 macam norma atau kaidah, yaitu:
1.      Norma agama, yaitu peraturanhidup yang diterima sebagai perintah-perintah, larangan-larangan dan anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan. Contoh: tidak boleh minum-minuman keras, berbuat maksiat,mengkonsumsi madat, dan lain-lain.
2.      Norma kesusilaan, yaitu peraturan hidup yang dianggapsebagai suara hati nurani manusia atau datang melalui suarabatin yang diakuidan diinsyafi oleh setiap orang sebagai pedoman dalam bersikap dan berbuat. Contoh: seorang anak durhaka terhadap orangtuanya.
3.      Norma kesopanan, yaitu peraturan hidup yang timbul dari pergaulansegolongan manusia yang diikuti dan ditaati sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap lingkungan sekitarnya (misalnya: orang muda harus menghormati yang lebih tua).
4.      Norma hukum, yaitu peraturan-peraturan yang timbul dari hukum yang dibuat oleh penguasa negara yang isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat dipertahankan dengan segala paksaanoleh alat-alat negara.Contoh: melakukan pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, dan lain-lain.

2.2  HAKIKAT NORMA, KEBIASAAN, ADAT-ISTIADAT DAN
    
   PERATURAN DALAM MASYARAKAT
1. Manusia, Masyarakat, dan Ketertiban
       Manusia  dilahirkan  dan  hidup  tidak terpisahkan satu sama lain, melainkan berkelompok. Hidup berkelompok ini merupakan kodrat manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Selain itu juga untuk mempertahankan hidupnya, baik terhadap bahaya dari dalam maupun yang datang dari luar. Setiap manusia  akan  terdorong melakukan  berbagai  usaha   untuk  menghindari  atau melawan dan mengatasi bahaya-bahaya itu.
         Dalam    hidup   berkelompok   itu   terjadilah    interaksi antar manusia.   Kalian  juga   senantiasa   mengadakaninteraksi dengan teman-teman  kalian,  bukan?  Interaksi yang kalian lakukan pasti ada kepentingannya, sehingga bertemulah  dua   atau  lebih   kepentingan.   Pertemuan kepentingan tersebut disebut  “kontak“.  Menurut  Surojo Wignjodipuro, ada dua macam kontak, yaitu :
1. Kontak yang menyenangkan, yaitu jika kepentingan-kepentinganyang bertemu saling memenuhi. Misalnya, penjual bertemu dengan pembeli.
2. Kontak yang tidak menyenangkan, yaitu jika kepentingan-kepentingan yang bertemu bersaingan atau berlawanan.   Misalnya,   pelamar  yang bertemu dengan pelamar yang lain, pemilik barang bertemu dengan pencuri.
     Mengingat banyaknya kepentingan, terlebih kepentingan antar pribadi, tidak mustahil terjadi konflik antar sesama manusia, karena kepentingannya saling bertentangan. Agar kepentingan pribadi tidak terganggu dan setiap orang merasa merasa aman, maka setiap bentuk gangguan terhadap kepentingan harus dicegah. Manusia selalu berusaha agar tatanan masyarakat dalam keadaan tertib, aman, dan damai, yang menjamin kelangsungan hidupnya.
           Sebagai   manusia    yang   menuntut   jaminan kelangsungan hidupnya,  harus diingat pula bahwa manusia adalah mahluk sosial.Menurut Aristoteles,manusia itu adalah Zoon Politikon, yang  dijelaskan lebih lanjut oleh  Hans Kelsen “man is a social  and
politcal  being”  artinya  manusia itu adalah  mahluk sosial yang dikodratkan hidup dalam  kebersamaan dengan sesamanya dalam masyarakat, dan mahluk yang terbawa oleh kodrat sebagai mahluk   sosial itu selalu berorganisasi.            
 Kehidupan     dalam    kebersamaan      (ko-eksistensi)berarti   adanya   hubungan   antara   manusia    yang satu dengan manusia yang lainnya. Hubungan yang   dimaksud dengan hubungan sosial (social relation) atau relasi  sosial.Yang dimaksud hubungan sosial  adalah  hubungan   antar subjek yang saling menyadari kehadirannya masingmasing.Dalam hubungan sosial  itu  selalu  terjadi  interaksi  sosialyang mewujudkan jaringan relasi-relasi sosial (a web of social relationship) yang disebut sebagai masyarakat. Dinamika kehidupan masyarakat menuntut cara berperilaku antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu ketertiban.
     Ketertiban didukung oleh tatanan yang mempunyai sifat berlain-lainan karena norma-norma yang mendukung masing-masing tatanan mempunyai sifat yang tidak sama. Oleh karena itu, dalam masyarakat yang teratur setiap manusia sebagai anggota masyarakat harus memperhatikan norma atau kaidah, atau peraturan hidup yang ada dan hidup dalam masyarakat.
2.3 Hubungan Antar-Norma
       Kehidupan manusia dalam bermasyarakat, selain diatur oleh hukum juga diatur oleh norma-norma agama, kesusilaan, dan kesopanan, serta kaidah-kaidah lainnya. Kaidah-kaidah sosial itu mengikat dalam arti dipatuhi oleh anggota masyarakat di mana kaidah itu berlaku. Hubungan antara hukum dan kaidah-kaidah sosial lainnya itu saling mengisi. Artinya kaidah sosial mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dalam hal-hal hukum tidak mengaturnya. Selain saling mengisi, juga saling memperkuat. Suatu kaidah hukum, misalnya “kamu tidak boleh membunuh” diperkuat oleh kaidah sosial lainnya. Kaidah agama, kesusilaan, dan adat juga berisi suruhan yang sama.   
       Dengan demikian, tanpa adanya kaidah hukum pun dalam masyarakat sudah ada larangan untuk membunuh sesamanya. Hal yang sama juga berlaku untuk “pencurian”, “penipuan”, dan lain-lain pelanggaran hukum. Hubungan antara norma agama, kesusilaan, kesopanan dan hukum yang tidak dapat dipisahkan itu dibedakan karena masing-masing memiliki sumber yang berlainan. Norma Agama sumbernya kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Norma kesusilaan sumbernya suara hati (insan kamil). Norma kesopanan sumbernya keyakinan masyarakat yang bersangkutan dan norma hukum sumbernya peraturan perundang-un
 

Sample text

Sample Text